KABAR BESUKI - Setidaknya enam pengunjuk rasa dibunuh oleh pasukan keamanan di Myanmar, sebagaimana yang dilaporkan saksi dan media setempat.
Ketika para aktivis menandai peringatan kematian seorang siswa pada hari Sabtu 13 Maret 2021, dan teringat pada kejadian pembunuhan pada tahun 1988 silam sehingga memicu pemberontakan melawan pemerintah militer.
Tiga orang tewas dan beberapa lainnya cedera ketika polisi melepaskan tembakan pada protes yang terjadi di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar.
Baca Juga: Lirik Lagu Nostalgia yang Berjudul Air Supply 'Good Bye', You would never ask me why
Dikutip dari reuters, satu orang lagi tewas di pusat kota Pyay dan dua lainnya tewas dalam tembakan polisi di ibukota komersial Yangon semalam, menurut media setempat melaporkan.
"Pasukan keamanan awalnya menghentikan ambulans untuk menjangkau orang-orang yang terluka dan baru mengizinkannya nanti," kata seorang pengunjuk rasa berusia 23 tahun yang tidak mau disebut namanya di kota Pyay.
Ketika pasukan keamanan mengizinkan ambulan untuk masuk, naas salah satu korban yang terluka menjadi kritis dan meninggal.
Baca Juga: Cuaca Ekstrim di Inggris Menyebabkan Banjir Besar di Beberapa Wilayah dan Menyebabkan Kelumpuhan
Lebih dari 70 orang telah tewas di Myanmar dalam protes yang meluas terhadap kudeta 1 Februari oleh militer, kata kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.