Kudeta Myanmar Belum Berakhir, dari Alasan Terjadinya Kerusuhan hingga Simpati Negara Tetangga

- 20 Maret 2021, 15:36 WIB
Kudeta Myanmar
Kudeta Myanmar /Reuters

KABAR BESUKI – Kerusuhan di negara Myanmar masih belum berakhir. Para penentang kudeta Myanmar melakukan protes kembali ketika tekanan internasional terhadap junta militer untuk menghentikan penindasan terus meningkat pada Sabtu, 20 Maret 2021.

Dalam kasus ini, dua orang dikabarkan tewas ketika tentara melepaskan tembakan di kota pertambangan ruby utara Mogok, malam tadi.

Hal tersebut membuat jumlah korban tewas sejak terjadinya kudeta pada Februari lalu menjadi 237 orang, menurut pernghitungan kelompok aktivis Assistance Association for Political Prisoners.

 Baca Juga: Kabar Gembira! Pertamina Akan Berlakukan Harga Pertalite Setara dengan Premium

Pertumpahan darah belum meredakan kemarahan atas penggulingan pemerintah terpilih dan penahanan pemimpinnya Aung San Suu Kyi, meskipun beberapa penyelenggara protes mengatakan mereka harus menyesuaikan taktik mereka.

Pelapor PBB Tom Andrews menyerukan sanksi terhadap serangan kejam para jenderal terhadap rakyat.

Dikutip Kabar Besuki dari Straits times, “dunia harus merespon dengan memotong akses mereka ke uang dan senjata sekarang,” tulisnya di twitter.

 Baca Juga: Lirik Lagu Rose Blackpink Gone Cocok untuk Para Kaum Patah Hati

Pihak berwenang telah memperketat pembatasan pada layanan internet, membuat informasi semakin sulit diverifikasi.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: The Straits Times


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x