KABAR BESUKI - Australia putus asa mencari cara untuk memulai kembali sektor pendidikan internasionalnya, termasuk mengizinkan pelajar yang divaksinasi dari Singapura untuk masuk kembali atau membuat penerbangan khusus pelajar dan karantina.
Sektor pelajar internasional Australia bernilai sekitar 40 miliar dollar Australia pada 2019, menjadikannya ekspor terbesar keempat di negara itu. Tetapi pandemi Covid-19 telah menyebabkan jumlah siswa yang masuk menurun drastis.
Data resmi baru menunjukkan bahwa saat ini ada 374.000 warga negara asing memegang visa pelajar di Australia, dibandingkan dengan sebelum pandemi mencapai 580.000 warga negara asing.
Pada Maret tahun lalu, Cina menyumbang sekitar 38 persen siswa di universitas, sekolah, dan perguruan tinggi kejuruan. Negara sumber utama lainnya termasuk Vietnam dan Brasil, yang masing-masing menyumbang 13 persen dari visa pelajar, serta Indonesia, Korea Selatan dan Kolombia, yang masing-masing menyumbang 10 persen.
Penurunan pendaftaran internasional yang tiba-tiba telah berdampak besar pada universitas di Australia, yang sangat bergantung pada biaya siswa asing. Badan tertinggi untuk Universitas di Australia, memperkirakan lebih dari 17.300 pekerjaan hilang di institusi tersebut tahun lalu.
Tetapi universitas, bersama dengan Pemerintah Federal dan Negara Bagian, segera mencari cara untuk memungkinkan siswa internasional kembali, terutama setelah Australia akhirnya memulai peluncuran vaksinasi.
Baca Juga: Biofarmasi AstraZaneca Mengklaim Bahwa Vaksin COVID-19 yang Dibuat Tidak Mengandung Produk Hewani
Australia telah menandai Singapura dan Selandia Baru sebagai mitra potensial pertama untuk perjalanan yang akan melibatkan perjalanan dua arah, bebas karantina, kemungkinan pada pertengahan tahun.