Lagi-Lagi Makan Korban! Gadis 7 Tahun Tewas dalam Penumpasan Myanmar, Junta Menyalahkan Pendemo

- 25 Maret 2021, 07:40 WIB
ratusan demonstran di bebaskan Junta Myanmar
ratusan demonstran di bebaskan Junta Myanmar /REUTERS / Stringer

KABAR BESUKI - Seorang gadis berusia 7 tahun tewas di rumahnya ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan di kota kedua Myanmar, Mandalay pada hari Selasa 23 Maret 2021. Korban termuda sejauh ini dalam tindakan keras terhadap oposisi terhadap kudeta militer bulan lalu.

Junta yang berkuasa menuduh pengunjuk rasa pro-demokrasi melakukan pembakaran dan kekerasan selama minggu-minggu kerusuhan, dan mengatakan akan menggunakan kekuatan sesedikit mungkin untuk memadamkan demonstrasi harian.

Juru bicara Junta, Zaw Min Tun mengatakan 164 pengunjuk rasa telah tewas dan dia menyatakan kesedihan atas kematian tersebut. Dilansir dari Reuters, Staf di layanan pemakaman Mandalay mengatakan bahwa seorang gadis berusia 7 tahun meninggal karena luka tembak di kotapraja Chan Mya Thazi pada hari Selasa.

Baca Juga: Sering Merasa Takut Berhadapan dengan Orang Lain? Kenali Penyebab dan Gejala serta Cara Mengatasinya

Tentara menembak ayahnya tetapi memukul gadis yang duduk di pangkuannya di dalam rumah mereka, kata saudara perempuannya kepada outlet media Myanmar Now. Dua pria juga tewas di kota itu, katanya.

Pihak militer tidak segera mengomentari insiden tersebut. Saat malam tiba, pesta menyalakan lilin diadakan di ibu kota komersial Yangon dan kota-kota lain.

Zaw Min Tun dari junta menyalahkan pertumpahan darah pada para pendemo dan mengatakan sembilan anggota pasukan keamanan juga tewas. "Bisakah kita memanggil pengunjuk rasa damai ini. Negara atau organisasi mana yang menganggap kekerasan ini damai?,” katanya.

Baca Juga: Vaksinasi Tanpa Jarum, Perusahaan Farmasi Oravax Akan Melakukan Tahap Uji Klinis Vaksin Tablet untuk Covid-19

Dia mengatakan pemogokan dan rumah sakit yang tidak beroperasi sepenuhnya telah menyebabkan kematian, termasuk masalah dari COVID-19 dan menyebut mereka tidak etis.

Mengenaikekerasan ini, Washington telah memberikan sanksi kepada Min Aung Hlaing. Beberapa tetangga Myanmar juga angkat bicara menentang kekerasan tersebut. "Kami yakin kekerasan terhadap warga sipil tak bersenjata tidak bisa dimaafkan," kata Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan.

Vivian mengatakan bahwa meskipun mereka tidak percaya pada campur tangan eksternal dalam urusan dalam negeri suatu negara, ia berpendapat, "kami siap melakukan yang terbaik untuk mendukung rakyat Myanmar yang sebenarnya pantas mendapatkan yang jauh lebih baik di masa depan”.

Baca Juga: Jadwal Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa Live di Mola TV 25-26 Maret 2021, Ada Turki vs Belanda

Junta mengatakan mereka bekerja sama dengan lima negara tetangga yakni Bangladesh, Cina, India, Laos dan Thailand dan menghargai serta menghormati pendapat mereka. Karena China memiliki kepentingan bisnis utama di Myanmar dan merupakan anggota Dewan Keamanan PBB, sikapnya terhadap krisis sangat penting bagi para jenderal.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini