PBB Lakukan Negosiasi Serius dengan China untuk Kunjungan 'Tanpa Larangan dan Batasan' ke Xinjiang

- 29 Maret 2021, 09:19 WIB
 Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres /

Ottawa mengecam penahanan kedua warga negaranya yang dianggap "sewenang-wenang". 

Kanada juga menganggap bahwa penangkapan dua Kovrig dan Spavor adalah sebagai pembalasan China atas penangkapan dan penahanan Meng Wanzhou, seorang eksekutif telekomunikasi Huawei di Kanada.

Baca Juga: Orang Dengan Pandangan Ekstremis Cenderung Kurang Mampu Menyelesaikan Tugas Mental yang Rumit, Menurut Studi

"Posisi kami sangat jelas, bahwa dalam semua situasi seperti ini, harus ada proses dan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia dan orang-orang yang terlibat di dalamnya," jelas Guterres.

Setidaknya sejumlah satu juta kaum Muslim Uighur dan kelompok Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp yang berlokasi di Xinjiang, wilayah barat laut China.

Organisasi hak asasi manusia AS, Australia, dan Uni Eropa lainnya menuduh pihak berwenang China melakukan kerja paksa dan mensterilkan perempuan kelompok tersebut.

AS menyebut jika apa yang dilakukan oleh pemerintah China di Xinjiang merupakan suatu bentuk genosida.

Baca Juga: Kapolri: Kedua Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Kota Makassar Diyakini Terjaring Kelompok Militan JAD

China berulang kali menampik tuduhan tersebut, dan mengatakan jika kamp tersebut dibangun untuk melatih kejuruan para kaum Muslim Uighur dalam memerangi ekstremisme di China.

Uni Eropa dan AS memberikan sanksi terhadap beberapa pejabat dan pihak berwenang di Xinjiang yang diduga menjadi dalang dari tindakan pelanggaran HAM tersebut.

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: Channel News Asia


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah