Negara-negara Kini Lebih Percaya Dosis Vaksin dari Moderna dan Pfizer Dibanding AstraZeneca Karena Hal Ini

- 16 April 2021, 19:28 WIB
foto: Seorang petugas kesehatan memegang botol Vaksin COVID-19 Moderna di situs vaksinasi pop-up yang dioperasikan oleh SOMOS Community Care selama pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) di Manhattan di New York City, New York, AS, 29 Januari, 2021. REUTERS / Mike Segar
foto: Seorang petugas kesehatan memegang botol Vaksin COVID-19 Moderna di situs vaksinasi pop-up yang dioperasikan oleh SOMOS Community Care selama pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) di Manhattan di New York City, New York, AS, 29 Januari, 2021. REUTERS / Mike Segar //Prasetyo B/

Negara-negara Kini Lebih Percaya Dosis Vaksin dari Moderna dan Pfizer Dibanding AstraZeneca Karena Hal Ini

foto: Seorang petugas kesehatan memegang botol Vaksin COVID-19 Moderna di situs vaksinasi pop-up yang dioperasikan oleh SOMOS Community Care selama pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) di Manhattan di New York City, New York, AS, 29 Januari, 2021. REUTERS / Mike Segar 

KABAR BESUKI - Pemerintah mengharapkan penuh pada dosis suntikan vaksin COVID-19 dari Pfizer Inc dan Moderna Inc untuk menjaga program vaksinasi mereka tetap berjalan, karena masalah keamanan dan masalah efek samping vaksin dari AstraZeneca Plc dan Johnson & Johnson, menurut pakar kesehatan dan analis industri.

Negara-negara di Eropa dan Asia, serta Afrika Selatan, membatasi atau menghentikan penggunaan dosis vaksin AstraZeneca karena masalah keamanan.

Sementara itu, peluncuran vaksin sekali pakai J&J dihentikan sementara di Amerika Serikat dan Eropa minggu ini karena beberapa kasus pembekuan darah yang sangat langka namun berbahaya di otak, seperti masalah keamanan AstraZeneca.

Baca Juga: Dirumorkan Batal, Kepala Badan Penyelenggara Olimpiade Tokyo Buka Suara

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengatakan sedang mempelajari apakah pengembangan teknologi di balik kedua vaksin itu terkait dengan kasus pembekuan.

Keduanya menggunakan virus flu yang dimodifikasi sebagai vektor untuk mengirimkan protein virus corona ke dalam sel dan memicu respons imun.

Jika digabungkan, kedua vaksin tersebut seharusnya menyumbang lebih dari 25 persen pasokan global pada tahun 2021, dilansir Kabar Besuki menurut penghitungan Reuters dari pernyataan publik dan laporan media.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini

x