Pertempuran Israel dan Palestina Makin Sengit, Ustadz Rahmat Baequni Ingatkan Hal Ini kepada Umat Islam

- 16 Mei 2021, 06:50 WIB
Korban meninggal akibat konflik Palestina dan Israel semakin bertambah
Korban meninggal akibat konflik Palestina dan Israel semakin bertambah /Instagram.com/@humanappeaalfrance

KABAR BESUKI - Pertempuran antara Israel dan Palestina yang semakin sengit menuai reaksi dari salah satu penceramah di tanah air, Ustadz Rahmat Baequni.

Dalam sebuah tayangan video yang diunggah oleh kanal YouTube Al Manhaj, penceramah berdarah Sunda itu mengungkapkan keprihatinannya terhadap peristiwa yang merenggut nyawa sejumlah manusia tak berdosa yang terjadi di Gaza, Palestina hingga kini.

"Saudara-saudara kita mereka terdzolimi, ini yang terjadi Bapak Ibu. Anak-anak di sana (Palestina) kelaparan Bapak Ibu. Rumah mereka hancur, ayah ibu mereka mati syahid, sementara mereka lari ke sana ke mari menyelamatkan diri," kata Ustadz Rahmat Baequni dalam sebuah voice over sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari kanal YouTube Al Manhaj pada Sabtu, 15 Mei 2021.

Baca Juga: Biden Lakukan Panggilan Pertama kepada Abbas di Tengah Pertempuran Israel dan Palestina

Ustadz Rahmat Baequni mengatakan, anak-anak yang tinggal di Palestina nyaris tidak memperoleh suplai makanan bahkan terpaksa harus mengonsumsi kucing, tikus, hingga bangkai demi kelangsungan hidup mereka.

"Tidak ada makanan yang mereka dapati, maka kucing mereka bunuh dan mereka makan. Terpaksa demi melanjutkan hidup mereka, ada tikus mereka bunuh, ada bangkai pun mereka makan," ujarnya.

"Tapi di saat itu tidak ada, maka rumput lah yang menjadi harapan mereka terakhir untuk kita makan," kata dia.

Baca Juga: Israel Hancurkan Blok Menara Dua Belas Lantai di Gaza, Ada Biro Associated Press dan Al Jazeera di Dalamnya

Tidak hanya itu, Ustadz Rahmat Baequni memberikan apresiasinya kepada anak-anak di Palestina yang masih memiliki hati nurani meski dihadapkan pada kondisi yang sangat sulit selama bertahun-tahun lamanya.

"Luar biasa solidaritas sesama mereka. Berhari-hari mereka lapar, berhari-hari mereka haus, begitu ada makanan mereka tidak serakah. Mereka berbagi sesama teman, ada satu roti dikeluarkan (kaya coklat tapi ada kejunya juga) diberikan kepada mereka dari seorang reporter, lalu mereka bagi-bagi," kata pria kelahiran 25 Februari 1976 itu.

Halaman:

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Al Manhaj


Tags

Terkini