Pemerintah AS Setujui Penjualan Senjata ke Israel Senilai 735 Juta Dolar, Kesepakatan yang tak Bisa Dibatalkan

- 18 Mei 2021, 09:04 WIB
Pengunjuk rasa antara pro-Israel dan pro-Palestina di Toronto, Kanada
Pengunjuk rasa antara pro-Israel dan pro-Palestina di Toronto, Kanada /Chris Helgren/REUTERS/

KABAR BESUKI - Pemerintahan Joe Biden baru saja menyetujui penjualan senjata berpemandu presisi senilai 735 juta dollar AS atau setara Rp10,5 triliun ke Israel.

Sumber kongres pada Senin 17 Mei 2021 waktu setempat mengatakan bahwa anggota parlemen AS tidak keberatan dengan adanya kesepakatan tersebut meskipun saat ini sedang terjadi serangan kekerasan di Israel-Palestina.

Perencanaan penjualan senjata itu sudah direncanakan pada April dan dianggap sebagai bagian dari proses peninjauan informal normal sebelum pemberitahuan resminya.

Baca Juga: Cak Nun Ajak Umat Islam Untuk Tak Membenci dan Memusuhi Israel, Bahkan Menyebut Nabi Ibrahim Tokoh Yahudi?

Penjualan senjata yang diberitahukan kepada kongres secara resmi terjadi pada 5 Mei, seminggu sebelum serangan Israel-Palestina meningkat.

Senjata yang diperjualkan termasuk Joint Direct Attack Munitions (JDAMs), yang digunakan untuk mengubah bom menjadi peluru kendali presisi.

Menurut keterangan pembantu kongres, pemberitahuan resmi tentang penjualan komersial pada 5 Mei tersebut merupakan bagian dari proses peninjauan reguler sebelum perjanjian penjualan senjata asing utama dapat dilanjutkan, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Di bawah undang-undang AS, pemberitahuan resmi membuka jendela 15 hari bagi Kongres untuk menolak penjualan tersebut.

Baca Juga: 'Yahudi Pesek' Jadi Perbincangan Hangat di Media Sosial Bahkan Menduduki Posisi Atas, Siapakah Sosok Tersebut?

Penjualan JDAMs yang dibuat oleh Boeing Co. (BA.N) pada saat itu dianggap rutin sebelum eskalasi Israel-Palestina terjadi.

Baik dari pemimpin partai Demokrat dan Republik dari komite urusan luar negeri kongres yang meninjau penjualan tersebut tidak ada yang keberatan pada saat itu.

Undang-undang AS mengizinkan Kongres untuk menolak penjualan senjata, tapi dalam kasus ini akan sulit untuk menolak penjualan tersebut.

Ini karena Israel termasuk di antara negara-negara yang memiliki kesepakatan militer khusus dengan AS.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 18 Mei 2021: Pertemuan Nino aan Angga Sia-Sia Karena Nino Tak Mendapat Info Apapun

Hal itu memungkinkan kesepakatan militer Israel dapat disetujui dalam proses yang dipercepat, dimana jendela untuk menyatakan keberatan akan ditutup sebelum anggota parlemen dapat mengeluarkan ketidaksetujuannya.

Presiden Joe Biden juga mendapat banyak kritik dari pendukung Palestina karena pernyataan dukungannya terhadap Israel yang dianggap 'pantas untuk mempertahankan diri'.

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengkritik keputusan Presiden Joe Biden dalam menyetujui penjualan senjata tersebut.

Ia juga mengatakan apabila AS telah 'menulis sejarah dengan tangan berdarah' yang sehubungan dengan kekerasan yang terjadi di Israel-Palestina.

Baca Juga: 'Rukyah' Berujung Maut, Bocah Ditemukan Kondisinya Mengenaskan Tinggal Tulang Bahkan Berbulan-bulan Dibiarkan

Setidaknya 198 warga Palestina di Gaza, termasuk 58 anak-anak, telah terbunuh oleh serangan Israel sejak awal terjadinya serangan pada 10 Mei 2021.

Kemudian 10 orang Israel termasuk dua anak, tewas dalam serangan roket yang diluncurkan dari Gaza.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah