Beberapa pengguna media sosial lokal mencapnya sebagai "pengecut" karena meninggalkan mereka dalam kekacauan.
"Imarah Islam menginstruksikan semua pasukannya untuk berdiri di gerbang Kabul, tidak mencoba memasuki kota," seorang juru bicara Taliban mentweet ketika penduduk melaporkan pemberontak di pinggiran kota.
"Sampai selesainya proses transisi, tanggung jawab keamanan Kabul ada di pihak lain (pemerintah Afghanistan)," tambahnya.
Presiden Ghani yang sebagian besar berharap untuk mengundurkan diri dalam beberapa hari, jika tidak berjam-jam kebobolan sebanyak itu, dan dalam sebuah pesan video yang dirilis ke media mendesak apa yang tersisa dari pasukan keamanannya untuk menjaga hukum dan ketertiban.
Baca Juga: Virus Marburg Resiko Kematian Mencapai 88 Persen, Lebih Bahaya dari Covid-19
Ada kekhawatiran akan kekosongan keamanan di ibu kota karena ribuan polisi dan anggota angkatan bersenjata lainnya telah meninggalkan pos, seragam, dan bahkan senjata mereka.
"Ini adalah tanggung jawab kami dan kami akan melakukannya dengan cara terbaik," kata Ghani, beberapa jam setelah Taliban merebut dua penjara terdekat dan membebaskan ribuan narapidana.
"Siapa pun yang berpikir tentang kekacauan, penjarahan, atau penjarahan akan ditindak dengan kekerasan," tambahnya.
Baca Juga: Viral Video Berpelukan Saat Antri Vaksinasi Covid-19, Menuai Banyak Kecaman
Pemerintah memberi isyarat sebelumnya bahwa ada negosiasi yang sedang berlangsung untuk menghindari pertumpahan darah di Kabul, dan untuk menyerahkan kekuasaan kepada Taliban.