Network
KABAR BESUKI - Indonesia membutuhkan rencana nasional yang sistematis dan terarah untuk menghindari jatuh ke dalam “perangkap pandemi” di mana infeksi berfluktuasi, kematian tetap tinggi dan rumah sakit tetap kewalahan oleh kasus, kata seorang ahli epidemiologi Indonesia terkemuka.
Pandu Riono dari Universitas Indonesia, yang telah mengkritik langkah-langkah Covid-19 di negaranya, mengatakan sejauh ini kurangnya keberhasilan dalam menekan infeksi berasal dari peluang yang hilang tahun lalu.
Jika Jakarta telah ditempatkan pada penguncian yang sangat ketat yang secara aktif diberlakukan ketika klaster pertama ditemukan pada awal Maret tahun lalu, virus itu tidak akan menyebar ke kota-kota lain di Jawa atau ke pulau-pulau Indonesia lainnya.
Baca Juga: Hujan Deras Hantam Jepang, Satu Orang Dikabarkan Tewas dan Dua Lainnya Hilang
Pemerintah sekarang harus merencanakan apa yang harus dilakukan dan dicapai di tahun mendatang dan tahun berikutnya, katanya. “Tanpa perencanaan, tidak mungkin kita bisa mengendalikan pandemi ini," ujarnya.
Pemerintah Indonesia, bagaimanapun, mengatakan telah memiliki strategi jangka panjang untuk keluar dari pandemi.
Berbicara kepada CNA dua minggu yang lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan Indonesia berharap untuk meningkatkan upaya vaksinasi menjadi 2,5 juta suntikan per hari pada bulan depan dan akhirnya menjadi lima juta dosis setiap hari.
Ia berusaha mengendalikan pulau demi pulau, kata Luhut, yang bertanggung jawab atas respons pandemi Indonesia.
Ini juga bekerja pada peta jalan untuk hidup dengan Covid-19, orang-orang mungkin masih harus memakai masker dan membawa kartu vaksinasi mereka ketika mereka bepergian.
