Network
Janji Rosulullah menjadi motivasi besar bagi Muhammad Al Fatih dalam mewujudkan penaklukan kota yang diduduki Kristen Yunani pada kala itu.
Dengan bimbingan dari ulama besar, Aaq Syamsuddin dan Muhammad Bin Ismail Al Kurani, Muhammad Al Fatih berhasil menghafal Al Qur'an dan menjadi seorang muslim yang taat agama pada umurnya yang masih 14 tahun.
Hingga pada saat menginjak umur 22 tahun, sang ayah memberikan kekuasaannya untuk menjadi Sultan Khalifah turki.
Memasuki umur 24 tahun, Muhammad Al Fatih berhasil membangun 200.000 pasukan yang dibekali pemenuhan rohani yang matang. Selain itu, ia juga membuat meriam terbesar dengan berat 100 ton dan 400 kapal perang.
Hal ini membuat Kaisar Bizantium gentar dan kewalahan dalam mencegah penyerangan. Berbagai upaya penyogokan atau suap harta benda dilakukan oleh Kaisar Bizantium pada Muhammad Al fatih. Namun ia menolak.
Hal ini menjadi teladan bagus, jika saja Muhammad Al Fatih mau menerim suap dari sang kaisar, maka tidak akan ada sejarah yang melegenda tentang penaklukan Kota Konstantinopel.
Baca Juga: Intip Moment V ‘BTS’ Bersama Olivia Rodrigo di Grammy Awards 2022, Bikin Fans Jealous
Pada tanggal 6 April 1453, Muhammad Al Fatih melakukan serangan hingga berminggu-minggu yang gencarkan baik melalui darat maupun lautan.
Muhammad Al Fatih menemukan taktik perang terbaik dengan memindahkan 70 kapal ke Perairan Tanduk Emas, yang merupakan titik terlemah dari pertahanan konstantinopel.
Hingga pada Senin, 28 Mei 1953, ia dan pasukannya melakukan puasa sunnah dan bertaqarrub kepada Allah dimalam hari, kemudian ia pergi ke tenda gurunya guna meminta restu untuk peperangan yang akan dilancarkan besok harinya.
