"Ciri kedua tadi bila ada yang mengatakan fitnah telah berakhir, dia terus terjadi terus berlangsung. Nah itu kita rasakan dalam konteks pandemi ini, ketika di sebagian tempat sudah dikatakan berlalu sudah tidak ada lagi tiba-tiba diumumkanlah secara global adanya second wave, adanya gelombang kedua, adanya ancaman dari new strains (varian baru) dari hasil mutasi virus ini," ucapnya.
Ustadz Ihsan Tanjung juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga kini merupakan salah satu tantangan bagi keimanan umat Islam, terlebih ketika kegiatan ibadah di masjid atau musholla harus dibatasi bahkan dihentikan oleh adanya kebijakan PPKM Darurat ataupun protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Satgas Covid-19.
Dia mencontohkan, sebagian umat Islam merasa biasa-biasa saja ketika harus melaksanakan sholat berjamaah dengan menerapkan aturan sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Satgas Covid-19 maupun WHO.
"Kemudian yang ketiga, pagi orang masih beriman sore menjadi kafir. Nah ini adalah bentuk-bentuk yang cukup mengkhawatirkan dari efek pandemi ini. Seperti contoh misalnya munculnya mereka-mereka yang merasa tenang-tenang saja terhadap aturan baru di dalam sholat berjamaah di masjid-masjid," ujarnya.
Ustadz Ihsan Tanjung menegaskan bahwa ketentuan mengenai sholat (khususnya sholat berjamaah) telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW dan tidak dapat ditawar-tawar dengan alasan apapun termasuk pandemi Covid-19.
"Padahal sesungguhnya arahan Nabi SAW tentang masalah sholat ini sangat jelas dan tegas, 'shollu kama roaitumuni usholli' sholatlah kalian sebagaimana melihat aku sholat. Namun sekarang dengan ringannya muncul fatwa-fatwa, ijtihad-ijtihad, diharuskannya distancing dalam sholat, diharuskannya mengenakan masker ke dalam sholat padahal Nabi mengatakan terlarang seseorang itu dalam keadaan sholat menutup mulutnya," kata salah satu ulama yang concern membahas isu akhir zaman itu.
Baca Juga: Viral ‘Tsunami’ Antrian Vaksinasi Covid-19, Netizen: Corona Bahagia Melihat Ini
Ustadz Ihsan Tanjung mengingatkan bahwa ada ancaman serius bagi siapapun yang merubah ajaran Rasulullah SAW khususnya mengenai aturan sholat, meski dalam kondisi pandemi Covid-19.
"Nah sekarang masjid-masjid malah memasang tanda khusus tempatnya syaitan yang di situ tidak boleh ada orang yang menggelar sajadahnya, harus dibiarkan kosong. Ini mengerikan sekali, padahal ancamannya serius," ujar dia.