KABAR BESUKI - Menonton tayangan olahraga berkelas secara gratis merupakan kepuasan tersendiri bagi banyak orang di seluruh dunia.
Sebab, tayangan olahraga menghadirkan kepuasan tersendiri bagi pemirsa televisi sebagai sebuah alternatif tontonan khususnya untuk mengisi waktu luang terlebih pada akhir pekan atau suasana liburan.
Akan tetapi, umumnya hal tersebut justru dirasakan oleh penduduk di negara-negara tertentu, khususnya negara berkembang.
Baca Juga: CJ ENM Amankan Hak Siar Bundesliga Musim 2021-2024 untuk Wilayah Korea Selatan
Di berbagai belahan dunia, berbagai tayangan olahraga berkelas seperti Piala Dunia, Piala Eropa, Olimpiade, Formula 1, MotoGP, hingga berbagai liga domestik top Eropa umumnya hanya dapat diakses dengan berlangganan televisi satelit atau kabel maupun layanan streaming.
Pemirsa diharuskan untuk merogoh kocek dengan biaya yang tak sedikit untuk mendapatkan akses tayangan olahraga berkelas karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pemegang hak siar untuk memperoleh right atas tayangan tersebut.
Sebagian negara justru terbilang royal untuk menghadirkan sejumlah tayangan olahraga berkelas secara gratis untuk pemirsa.
Baca Juga: beIN Sports Indonesia Tayangkan Program 500 Hari Menuju Piala Dunia 2022 Qatar, Pegang Hak Siar?
Umumnya, hal tersebut terjadi di negara-negara berkembang yang berpenduduk mayoritas dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Namun, tidak selamanya stasiun televisi terestrial (free to air) mampu mengeruk keuntungan dari tayangan olahraga yang diperolehnya untuk dapat ditonton pemirsa secara gratis.
Terkadang atau bahkan seringkali, stasiun televisi terestrial justru merugi karena perolehan iklan yang diperoleh selama tayangan olahraga berlangsung dapat menutupi biaya pembelian hak siar.
Untuk mengatasi kerugian tersebut, umumnya stasiun televisi terestrial pemegang hak siar mengandalkan uang tabungan dari hasil keuntungan program reguler seperti sinetron, variety show, dan lain-lain demi mensubsidi pembelian hak siar sebuah tayangan olahraga yang bisa memakan biaya ratusan miliar hingga triliunan rupiah.
Meski demikian, stasiun televisi terestrial memiliki berbagai pertimbangan tertentu untuk membeli hak siar sebuah tayangan olahraga seperti meningkatkan rating atau share, memperkuat brand positioning, kepentingan politik pemilik stasiun televisi, hingga menunjang bisnis televisi berbayar maupun layanan streaming afiliasinya.
Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah Beberapa Pertimbangan Stasiun TV Dalam Membeli Hak Siar Sepakbola
Berikut ini empat negara yang menghadirkan tayangan olahraga secara gratis untuk pemirsa sebagaimana dirangkum Kabar Besuki dari berbagai sumber.
1. Indonesia
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat royal menayangkan beragam pertandingan olahraga berkelas melalui televisi terestrial atau free to air.
Mayoritas masyarakat Indonesia telah terbiasa dimanjakan dengan berbagai tayangan olahraga seperti Piala Dunia, Piala Eropa, Liga Inggris, Liga Italia, MotoGP, tinju dunia, hingga berbagai ajang bulutangkis dunia karena Indonesia sering mengirimkan wakil terbaiknya.
Hal inilah yang menjadikan tradisi nonton bareng (nobar) di berbagai warung kopi sebagai kenikmatan tersendiri dan sering Anda temukan khususnya jika Anda melakukan perjalanan jauh maupun dekat.
Meski demikian, tak semua wilayah Indonesia dapat menikmati berbagai tayangan olahraga secara gratis dengan menggunakan antena UHF, sedangkan transmisi siaran melalui satelit kerap diacak oleh stasiun televisi terestrial pemegang hak siar demi menghormati kontrak.
Baca Juga: 3 Aturan Unik Siaran Langsung Euro 2020 yang Wajib Ditaati Pemegang Hak Siar, Terutama Nomor 1 dan 2
2. Thailand
Thailand juga termasuk salah satu negara yang kerap menghadirkan tayangan olahraga yang dapat ditonton secara gratis melalui stasiun televisi free to air di negaranya.
Salah satu televisi swasta di Thailand, PPTV dikenal kerap mengambil hak siar beberapa tayangan olahraga dunia seperti MotoGP dan pernah menayangkan sejumlah liga domestik top Eropa sekaligus dalam satu musim.
Bahkan, beberapa major events seperti Piala Dunia, Olimpiade, Asian Games, dan Sea Games menjadi konten yang wajib disiarkan melalui platform free to air dan dikoordinir oleh televisi publik (yang dikendalikan oleh pemerintah setempat).
Televisi swasta (terestrial) dan televisi berbayar di Thailand hanya diizinkan menjadi mitra sublisensi dari televisi publik yang menjadi koordinator penyiaran keempat major events tersebut.
Karena beberapa wilayah Thailand juga merupakan kawasan blank spot (tidak terjangkau sinyal televisi terestrial), transmisi satelit dari stasiun televisi terestrial di Thailand umumnya menggunakan enkripsi BISS agar tayangan olahraga favorit publik setempat tetap dapat dinikmati secara gratis meski terdapat ketentuan kontrak yang melarang adanya luberan siaran (spill over) ke negara tetangga.
Baca Juga: Imbas Wacana European Super League, Sports Flick Dilaporkan Batal Perpanjang Hak Siar Liga Champions
3. Kamboja
Kamboja juga merupakan salah satu negara yang memiliki tradisi menayangkan pertandingan olahraga secara gratis untuk pemirsa.
Meski tak memiliki regulasi penyiaran seketat Thailand dalam hal penayangan pertandingan olahraga, CBS Group yang memiliki tiga saluran televisi terestrial seperti CTN, CNC, dan MyTV terbilang tak pernah absen dalam menayangkan major events seperti Piala Dunia dan Piala Eropa.
Bahkan, CBS Group juga pernah menayangkan dua liga domestik Eropa ternama yakni Liga Inggris dan Liga Spanyol.
Baca Juga: Serie A Kembali Tunda Deadline Penawaran Hak Siar untuk Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara
4. Vietnam
Vietnam yang merupakan negara tetangga Thailand juga memiliki tradisi menayangkan pertandingan olahraga secara gratis untuk masyarakat setempat.
Televisi publik milik pemerintah Vietnam yakni VTV memiliki tradisi menayangkan major events seperti Piala Dunia, Piala Eropa, dan Piala Asia serta multi-event seperti Olimpiade, Asian Games, hingga Sea Games.***