Hanya 28 Hari, Ternyata Ini Alasan Mengapa Bulan Februari Sangat Singkat

2 Februari 2021, 16:04 WIB
Ilustrasi Februari /Pixabay/DarkmoonArt_de

KABAR BESUKI - Mungkin sebagian orang tidak mengetahui, mengapa di bulan Februari hanya memiliki hari yang begitu singkat yakni 28 hari.

Ternyata, ada alasan mengapa Februari memiliki 28 hari dan terkadang 29 hari dalam tahun kabisat. 

Bangsa Romawi sangat terobsesi dengan waktu dan mencari cara untuk memanfaatkannya demi keuntungan mereka. Mereka berinvestasi dalam panen dan penanaman sehingga mereka membuat kalender 10 bulan di sekitarnya.

Musim dingin tidak penting bagi mereka karena tidak mungkin ada panen dalam periode waktu itu dan orang Romawi mendasarkan waktu mereka sekitar kapan mereka bisa memanen, yang dimulai pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Desember karenanya, kalender 10 bulan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Selasa, 2 Januari 2021: Aries Tampak Cerah dan Gemini Butuh Cinta Sejati

Sementara kalender 10 bulan dikreditkan ke raja asli Roma, Romulus (itulah mengapa itu dikenal sebagai kalender Romulus atau Romawi), raja kedua Roma tidak merasakan gagasan ini. 

Raja Numa Pompilius berpikir lebih masuk akal untuk menyelaraskan bulan dengan 12 siklus bulan sepanjang tahun, sehingga lahir Januari dan Februari. Namun, ide ini juga tidak berhasil sepenuhnya untuk orang Romawi.

Orang Romawi menganggap angka genap tidak beruntung, itulah sebabnya beberapa orang menganggap Februari sebagai bulan sial.

Total 12 siklus bulan menjadi 355 hari, dan Numa berusaha membuat setiap bulan berakhir dengan angka ganjil.

Namun, kalender 355 hari tidak dapat dicapai tanpa membuat satu bulan genap. Dan kami yakin Anda bisa menebak bulan keberuntungan mana yang dipilih.

Baca Juga: 4 Cara Sukses Hasilkan Uang Tanpa Perlu Bekerja Keras, Cukup Dilakukan di Rumah

Karena bulan Januari dan Februari ditambahkan setelah kalender 10 bulan dibuat, itu menjadi dua bulan terakhir dalam setahun, jadi wajar saja, Februari adalah yang paling mudah untuk diratakan karena itu adalah bulan terakhir.

Tentu saja, kalender ini tidak berjalan dengan baik. Musim-musim dan bulan-bulan berlalu dan orang-orang Romawi kesulitan menjaga hari-hari tetap lurus. Sampai Julius Caesar datang, begitulah.

Caesar memperbaiki kalender sehingga sejajar dengan matahari, membuat setiap bulan memiliki 30 hari atau 31 hari, sehingga jumlah hari kalender menjadi 365.

Februari sekarang berada di tempat yang semestinya di bagian atas kalender  tetapi itu hanya 28 hari lamanya. 

Baca Juga: Tes Deteksi COVID Lebih Mudah, Hanya dalam Waktu 15 Menit Bisa Dilakukan di Rumah

Tidak ada yang benar-benar yakin mengapa Caesar memilih untuk mempertahankan Februari pada 28 hari. Mungkin dia ingin membuktikan bahwa takhayul tentang angka genap itu salah, jadi dia menjadikan Februari sebagai bulan pertama yang berakhir dengan angka genap. Atau mungkin dia bosan menghitung pada saat itu.

Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalendernya pada tahun 1582 setelah menemukan bahwa kalender Kaisar mulai tidak sinkron dengan musim.

 

Kalender Gregorian juga menampilkan tahun kabisat, yaitu setiap tahun di bulan Februari memiliki 29 hari, bukan 28. Seperti kalender Caesar, tahun kabisat terjadi setiap empat tahun untuk mengganti sebagian hari yang hilang yang terjadi karena tahun kalender tersebut. dibulatkan menjadi 365 hari.***

 

 

 

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Your Tango

Tags

Terkini

Terpopuler