Waspada Terhadap Kekerasan Berbasis Gender Online, Simak Modus, Bentuk dan Cara Menghadapinya!

7 April 2022, 15:35 WIB
Tips menghindari KBGO/ /tima miroshnichenko/pexels.com/

KABAR BESUKI – Di tengah semakin luasnya jangkauan internet, canggihnya perkembangan dan penyebaran teknologi informasi, serta populernya penggunaan media sosial, telah menghadirkan bentuk-bentuk baru kekerasan berbasis gender.

Kekerasan berbasis gender online (KBGO) atau KBG yang difasilitasi teknologi, sama seperti kekerasan berbasis gender di dunia nyata, tindak kekerasan tersebut harus memiliki niatan atau maksud melecehkan korban berdasarkan gender atau seksual. Jika tidak, maka kekerasan tersebut masuk dalam kategori kekerasan umum di ranah online.

Bentuk kekerasan online tersebut penting dibedakan agar solusi yang diberikan lebih tepat dan efektif. Jika KBGO yang terjadi, solusinya bukan semata penegakan hukum, tetapi juga perlu intervensi yang mampu mengubah cara pandang pelaku terkait relasi gender dan seksual dengan korban.

Baca Juga: Hati-hati untuk Para Investor dengan NFT yang Bocor, Karena Tidak Akan Mencapai Sesuatu Berkelanjutan

Tanpa intervensi ini, setelah menjalani hukuman, pelaku akan tetap memiliki cara pandang bias gender dan seksual.

Berikut adalah beberapa modus dan bentuk KBGO yang telah Kabar Besuki rangkum dari Safenet.

1. Cyber Hacking

Penggunaan teknologi secara ilegal dengan tujuan mendapatkan informasi pribadi, atau merusak reputasi korban.

2. Impersonation

Penggunaan teknologi untuk mengambil identitas orang lain dengan tujuan mengakses informasi pribadi, menghina korban, atau membuat dokumen palsu.

3. Cyber Harrasment

Penggunaan teknologi untuk menghubungi, mengancam, menekan mental, menteror, atau menakuti korban.

Baca Juga: 10 HP Harga Rp1 Jutaan Terbaru April 2022, Mulai dari Realme Hingga Oppo

4. Cyber Recruitment

Penggunaan teknologi untuk memanipulasi korban sehingga tergiring ke dalam situasi yang merugikan dan berbahaya.

5. Morphing

Penggunaan teknologi untuk mengubah suatu gambar atau video dengan tujuan merusak reputasi orang yang berada di video tersebut.

6. Cyber Stalking

Penggunaan teknologi untuk mengungkit tindakan atau perilaku korban yang dilakukan dengan pengamatan langsung atau pengusutan jejak korban.

Masing-masing korban atau penyintas KBGO mengalami dampak yang berbeda-beda. Berikut ini hal-hal yang mungkin dialami para korban dan penyintas KBGO:

Baca Juga: Sisi baik dan Buruk dalam Dunia Metaverse, Berikut Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Bisnis Di Masa Depan

- KERUGIAN PSIKOLOGIS:

Korban atau penyintas mengalami depresi, kecemasan, dan ketakutan. Ada juga titik tertentu di mana beberapa korban/penyintas menyatakan pikiran bunuh diri sebagai akibat dari bahaya yang mereka hadapi.

- KETERASINGAN SOSIAL:

Para korban/penyintas menarik diri dari kehidupan publik, termasuk dengan keluarga dan teman-teman. Hal ini terutama berlaku untuk wanita yang foto dan videonya didistribusikan tanpa persetujuan mereka yang merasa dipermalukan dan diejek di depan umum.

- KERUGIAN EKONOMI:

Para korban menjadi pengangguran dan kehilangan pekerjaan.

- MOBILITAS TERBATAS:

Para korban/penyintas kehilangan kemampuan untuk bergerak bebas dan berpartisipasi dalam ruang online dan/atau offline.

Baca Juga: Sisi baik dan Buruk dalam Dunia Metaverse, Berikut Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Bisnis Di Masa Depan

- SENSOR DIRI:

Disebabkan takut akan menjadi korban lebih lanjut, dan karena hilangnya kepercayaan terhadap keamanan menggunakan teknologi digital. Menghapus diri dari internet memiliki implikasi lebih lanjut di luar sensor diri, seperti putusnya akses ke informasi, layanan elektronik, dan komunikasi sosial atau profesional.

“Hal ini berkontribusi terhadap budaya seksisme dan misoginis online, serta melanggengkan ketidaksetaraan gender di ranah offline. Pelecehan online dan kekerasan berbasis gender merugikan perempuan dengan membatasi kemampuan mereka untuk mendapatkan manfaat dari peluang yang sama secara online yang biasanya didapatkan oleh laki-laki, seperti pekerjaan, promosi dan ekspresi diri,” tulis Internet Governance Forum.

Berikut 8 tips untuk melindungi privasi di media sosial dan aplikasi percakapan:

1. Pisahkan akun pribadi dengan akun publik

Menggunakan beberapa akun untuk memisahkan hal-hal bersifat pribadi dan hal-hal yang bisa dibagi ke publik bisa menjadi alternatif untuk melindungi diri di dunia maya.

Baca Juga: Mengenal Lebih dalam RansVerse, Game Metaverse yang Akan Dibangun Rans Entertainment

2. Cek dan atur ulang pengaturan privasi

Sesuaikan pengaturan privasi dengan level kenyamanan diri dalam berbagi data pribadi, seperti nama, foto, nomor ponsel, lokasi (geo-tag atau location sharing), aplikasi yang kamu berikan akses atas akun media sosial atau aplikasi percakapan yang kamu miliki. Kendalikan sendiri siapa atau apa saja yang dapat mengakses data pribadimu.

3. Ciptakan password yang kuat dan nyalakan verifikasi login

Hindari peretasan akun media sosial kamu dengan menciptakan password login yang kuat (panjang dan mengandung unsur huruf, angka, dan simbol) dan aktifkan verifikasi login. Dalam beberapa platform media sosial atau aplikasi percakapan verifikasi login disebut dengan istilah 2-Step Verification atau 2-Factor Authentication. Berlakukan juga hal ini untuk email pribadi.

4. Jangan sembarang percaya aplikasi pihak ketiga

Aplikasi pihak ketiga, misalnya yang mengadakan kuis di Facebook, biasanya meminta akses akun media sosialmu. Aplikasi pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab bisa saja menggunakan informasi atau data pribadi yang mereka dapat dari akses tersebut secara tidak bertanggung jawab dan bisa jadi berdampak pada kehidupanmu, baik online maupun offline.

5. Hindari berbagi lokasi pada waktu nyata (real time location sharing)

Baca Juga: Cara Kembalikan Reels Agar Muncul di Feed Instagram, Gampang Banget!

Lokasi pada waktu nyata atau lokasi tempat seseorang sering kali lewati atau kunjungi dapat menjadi informasi yang berharga bagi orang-orang yang ingin berniat jahat, misalnya penguntit.

6. Berhati-hati dengan URL yang dipendekkan Ada potensi bahaya ketika mengklik URL yang dipendekkan. Bila berasal dari akun yang mencurigakan, bisa saja URL tersebut mengarahkan kita ke situs-situs berbahaya atau jahat yang dapat mencuri data pribadi kita.

7. Lakukan data detox

Tactical Tech dan Mozilla telah menyusun data detoks untuk mengecek keberadaan data diri pribadi di internet. Silakan coba data detox agar dapat menjadi pribadi yang lebih mempunyai kendali atas data diri di ranah online dengan mengakses https://datadetox.myshadow.org.

8. Jaga kerahasiaan pin atau password pada ponsel atau laptop pribadi

Seringkali, pelaku kekerasan berbasis gender online dan offline adalah orang-orang terdekat. Untuk itu, perlu untuk memasang dan menjaga kerahasiaan pin atau password pada gawai /perangkat elektronik pribadi lainnya, terutama yang menyimpan data-data pribadi.***

Editor: Yayang Hardita

Tags

Terkini

Terpopuler