Baca Juga: 3 Kendala yang Sering Terjadi pada Siaran TV Digital Terestrial, Apa Saja? Simak Selengkapnya
Dia juga menambahkan bahwa jutaan pencari kerja juga akan berharap bisa bekerja untuk perusahan-perusahaan di dalam metaverse tersebut sementara lowongan kerja terbatas.
Demand jauh melampaui supply sehingga para pencari kerja terpaksa menerima tawaran dengan gaji yang rendah. Para partner juga harus ikhlas menerima bagi hasil yang tidak seberapa.
Sehingga yang kaya akan semakin kaya. Pihak yang paling diuntungkan adalah orang yang membangun dunia metaverse tersebut.
Menurut Dr. Indrawan, Facebook dan perusahaan-perusahaan lainnya yang membangun dunia tersebut merupakan mesin kapitalisme, yang bertujuan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya untuk para pemegang saham.
Sehingga aturan main akan selalu berpihak kepada tuan tanah bukan pada warga.
Bagi sebagian orang metaverse adalah dunia yang memungkinkan setiap orang dapat bertindak dan melakukan aktivitas ekonomi tanpa adanya intervensi dan manipulasi dari pemerintah.
Baca Juga: Kronologi Pengacakan Siaran MotoGP di Trans7 Sejak Akhir Juni 2021 Hingga Kini, Simak Selengkapnya
Mereka melihat metaverse yang kemungkinan besar akan berjalan di atas teknologi blockchain dan mata uang crypto akan bisa menghadirkan pasar bebas yang sebenar-benarnya.
Semua kembali pada mekanisme pasar yang murni. Hal itu mereka yakini bisa akan memberikan keadilan yang sejati untuk semua pelaku ekonomi.