Nielsen Siapkan Langkah Mitigasi Dampak ASO Bagi Industri TV, Perkenalkan Database 'Digital Ready Home'

- 7 Juli 2022, 13:32 WIB
Nielsen Siapkan Langkah Mitigasi Dampak ASO Bagi Industri TV, Perkenalkan Database 'Digital Ready Home'.
Nielsen Siapkan Langkah Mitigasi Dampak ASO Bagi Industri TV, Perkenalkan Database 'Digital Ready Home'. /Ilustrasi/Pixabay/afra32

KABAR BESUKI - Jelang analog switch off (ASO) pada 2 November 2022 mendatang, Nielsen telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi bagi kalangan industri TV.

Hellen Katherina selaku Direktur Eksekutif Nielsen Media Research Indonesia mengungkapkan bahwa menyiapkan langkah mitigasi bagi kalangan industri TV merupakan hal yang sangat penting sebelum ASO diberlakukan secara total.

Hellen yang mewakili Nielsen mengungkapkan, industri TV masih menjadi pilihan utama pengiklan untuk mempromosikan produknya kepada khalayak luas, sehingga hal tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri jika ASO diberlakukan secara total.

"Mengingat televisi ini masih digunakan oleh pengiklan untuk menjangkau pembelinya, kalau tiba-tiba televisi di rumah mereka (penonton) mati, maka ini menjadi kekhawatiran," kata Hellen sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Siaran Digital Indonesia pada Rabu, 6 Juli 2022.

Baca Juga: Nielsen Gunakan Teknologi Audio Signature untuk Mengukur Rating dan Share TV Digital

Jauh sebelum pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kominfo mengkampanyekan ASO, Nielsen telah memperkenalkan teknologi audio signature dalam pengukuran rating dan share.

Melalui teknologi audio signature, pengukuran kinerja kepemirsaan suatu program dilakukan dengan mengambil sampel suara yang nantinya akan diolah untuk mengidentifikasi program yang ditonton oleh responden.

Akan tetapi, hal tersebut dirasa tak cukup untuk membantu percepatan migrasi siaran TV analog ke digital (DVB-T2).

Terlebih, industri TV juga harus menentukan langkah mitigasi agar tidak kehilangan angka kepemirsaan mereka saat ASO diberlakukan.

Di sisi lain, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum beralih ke layanan TV digital, sehingga hal tersebut menjadi pertimbangan pengiklan untuk tetap menggelontorkan uangnya untuk berpromosi melalui industri TV.

Baca Juga: Stasiun TV Swasta Jajaki Kemungkinan Menjangkau Wilayah 'Blank Spot' Jika ASO Diberlakukan

 

Untuk mempermudah proses mitigasi dari kalangan industri TV menjelang ASO, Nielsen memperkenalkan database 'digital ready home' yang mulai digunakan sejak Januari 2022 lalu.

Melalui database 'digital ready home', industri TV bisa mengetahui seberapa banyak jumlah panel atau responden yang sudah bermigrasi ke siaran TV digital.

"Kami menambahkan informasi dalam database terhadap industri yang digunakan oleh pelaku untuk trading yang namanya 'digital ready home', sehingga pelaku bisa melihat berapa persen," ujar Hellen.

Hellen menambahkan, jumlah responden yang telah bermigrasi ke TV digital akan terus di-update oleh Nielsen setiap bulannya.

"Angka ini akan terus kami update tiap bulan sesuai dengan hasil di lapangan," katanya.

Baca Juga: Killer Content Disebut-sebut Efektif Mendukung Migrasi ke TV Digital, Benarkah Demikian?

Lebih lanjut, Hellen menegaskan bahwa pengguna data termasuk industri TV tetap dapat melihat statistik perolehan rating dan share seperti biasa meski ASO diberlakukan.

"Pengguna data akan tetap bisa melihat angka rating seperti biasa, tapi populasinya (pengguna layanan TV analog) mengecil. Ini yang sudah kami lakukan sejak bulan Januari," ujarnya.

Hellen juga menceritakan ketika dirinya menemui salah satu responden Nielsen untuk mengedukasi terkait proses migrasi siaran ke TV digital.

Sebagaimana diketahui, responden Nielsen yang sudah beralih ke siaran TV digital justru menggunakan pesawat TV yang sudah bisa menerima siaran dalam format DVB-T2.

Menariknya, salah satu responden yang pernah ia temui sempat mengaku kebingungan untuk mendapatkan siaran TV digital.

Berdasarkan temuannya, Hellen juga mengingatkan bahwa untuk dapat menerima siaran TV digital (DVB-T2) tetap memerlukan antena UHF (antena biasa) sebagaimana halnya untuk menerima siaran TV analog.

"Setelah saya tanya (pengguna TV dengan built-in DVB-T2 tuner), ternyata untuk mendapatkan kualitas yang nggak ada bolong-bolongnya harus ditambah dengan antena," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: Youtube Siaran Digital Indonesia


Tags

Terkait

Terkini