Perjalanan Hidup Tak Mudah, Dudung Abdurachman Mengaku Pernah Jualan Koran dan Kue Hingga Ditendang Karena Ini

27 Mei 2021, 09:50 WIB
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman. /Kodam Jaya

KABAR BESUKI - Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Panglima TNI, kembali melakukan rotasi jabatan di tubuh TNI.

Salah satu anggota yang dirotasi adalah Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman, yang diangkat menjadi Pangkostrad.

Dalam salinan Surat Keputusan Panglima TNI nomor Kep / 435 / V / 2021, pria kelahiran Bandung 19 November 1965 itu menggantikan Letnan Jenderal Eko Margiyono.

Perjalanan hidup dan karir Dudung Abdurachman melalui perjuangan yang sulit. Sebagai seorang anak, Dudung berasal dari keluarga sederhana dengan seorang ayah berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan seorang ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Ketika dia di tahun kedua sekolah menengah, ayahnya meninggal. Sepeninggal ayahnya, sebagai seorang janda, ibunya hanya mengandalkan penghasilan dari pensiunan suaminya, yang tentunya sangat tidak mencukupi. Karena itu, Dudung membantu sang ibu dengan bekerja. Dudung menjadi pengantar koran.

Baca Juga: Villarreal Raih Gelar Juara UEL 2020-21 Usai Kalahkan Manchester United dalam Drama Adu Penalti

“Saya delapan bersaudara. Saya anak nomor enam. Saya pernah jualan koran naik sepeda dan sepeda saya itu remnya diganjel pake sandal jepit bekas. Sekarang mungkin sudah nggak ada ya loper koran. Kalau pun ada ya naik motor ya,” kata Dudung.

Dudung memilih sekolah yang datang sore hari karena pada pagi hari selain berjualan koran, Dudung juga mengantarkan kue klepon buatan ibunya ke sejumlah warung dan ke kantor Kodam.

Karena mereka biasa keluar masuk kantor Kodam, dan menyapa perwira TNI dan mengucap salam, mereka terbiasa dengan wajah Dudung, menghafalnya, dan selalu mengajaknya masuk.

Suatu kali dia tidak mengucap salam dan langsung masuk saja ke kantor Kodam.

“Tiba-tiba ada petugas Tamtamanya ini Tamtama baru yang memanggil saya dan mengatakan ‘heh sini kamu, kamu masuk nggak lapor-lapor lagi,’ disitu kue kue saya ditendang dan itu kue kleponnya berjumlah 55 butir jatuh semua ke tanah berantakan,” kisah Dudung.

Baca Juga: Naas, Dua Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Batu Bengkung Ditemukan Meninggal Dunia

Dari situ, di dalam hatinya, Dudung berniat menjadi perwira TNI agar tidak ada yang semena-mena terhadap rakyat kecil.

Dudung juga mendaftarkan TNI melalui Akademi Militer dan langsung lulus. Lulusan Akademi 1988 ini memulai karir prestisiusnya sebagai Dandim 0406 / Musi Rawas di Sumatera Selatan dan Dandim 0418 / Palembang.

Kemudian pada 2010, Dudung menjabat sebagai Asisten Kasdam VII / Wirabuana, dan pada 2011 menjabat sebagai Panglima Resimen Komando Daerah Militer (Danrindam) (Danrindam) II / Sriwijaya.

Karier Dudung terus berkembang. Ini terlihat dari tahun 2015 hingga 2016, Dudung akan menjadi Wakil Gubernur Akademi Militer. Dudung hanya selama satu tahun menduduki posisi tersebut.

Baca Juga: PDIP Sudah Menentukan Sosok Calon Presiden 2024 Mendatang, Ruhut Sitompul Terang-terangan Ngomong Begini

Pada 2016, ia kemudian diangkat menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Dudung diperpanjang lagi pada 2017. Perpindahan ini membawanya menjadi wakil asisten teritorial Kasad (Waaster).

Hanya setahun yang lalu, Dudung menjabat sebagai Waaster Kasad, karena pada 2018 dipercaya menjadi Gubernur Akmil, jabatan yang dijabatnya hingga tahun 2020.

Kemudian, pada 27 Juli 2020, Dudung Abdurachman diberi amanah Pangdam Jaya, sebelum akhirnya dirotasi lagi dan menduduki jabatan Pangkostrad.

“Jabatan dan amanah itu hanya dikasih Tuhan kepada orang baik. Jadilah orang yang murah hati. Tidak semua orang semua suka sama kita. Sebaik apapun kita pasti ada saja kesalahan kita dan orang yang lain tidak suka sama kita. Abaikan saja, kita bekerja saja sebaik mungkin,” tutur Dudung.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Tags

Terkini

Terpopuler