Ternyata Israel Sudah Diprediksi Runtuh oleh Albert Einstein Melalui Sebuah Surat Khusus Nan Singkat Ini

6 Juni 2021, 18:15 WIB
potret Albert Einstein /ParentRap/pixabay parentrap-2161438

KABAR BESUKI - Fisikawan paling berpengaruh di dunia, Albert Einstein, memprediksikan keruntuhan Israel. Prediksi terakhir diungkapkan dalam surat khusus yang sangat singkat.

Pada bulan April 1948, surat khusus ini ditulis kurang dari 24 jam setelah berita pembantaian Deir Yassin di Yerusalem Barat tersiar.

Sekitar 120 teroris dari Begin's Irgun dan Stern Gang memasuki desa Palestina dan membantai antara 100 dan 250 pria, wanita dan anak-anak.

Prediksi tersebut bermula ketika Albert Einstein diminta membantu penggalangan dana untuk sel teroris zionis.

Menurut pengakuan Albert Einstein pada tahun 1938 atau sepuluh tahun sebelum Israel mendeklarasikan kemerdekaan, dalam artikel Middle East Monitor yang ditulis oleh Yvonne Riddley, ia menggambarkan usulan penciptaan Israel sebagai bertentangan dengan sifat dasar Yudaisme.

Albert Einstein dan beberapa intelektual Yahudi terkenal mengungkapkan bahwa dia melihat celah dan garis patahan pada tahun 1946 ketika dia berbicara kepada komisi penyelidikan Anglo-Amerika atas masalah Palestina. Dia tidak mengerti mengapa Israel dibutuhkan.

Baca Juga: Batal Berangkat Haji 2021, Wakil Ketua Partai Ummat Kecewa: Presiden Lebih Mesra ke Beijing RRC Komunis

Pada tahun 1948, ia dan sejumlah akademisi Yahudi menulis kepada New York Times. Surat itu berisi protes terhadap kunjungan Menachem Begin ke Amerika.

Mereka mengkritik Partai Herut (Kebebasan) Begin, menyamakannya dengan partai politik yang sangat mirip dalam organisasi, metode, filosofi politik, dan daya tarik sosialnya dengan partai Nazi dan Fasis.

Partai Herut Begin adalah partai nasionalis sayap kanan yang kemudian menjadi Likud yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel.

Sebagai pemimpin kelompok teroris Zionis Irgun, Begin dicari karena kegiatan teroris terhadap otoritas Mandat Inggris.

Bahkan, ketika menjadi Perdana Menteri Israel (1997-1983), dia tidak pernah berani mengunjungi Inggris. Dia masih dalam daftar yang paling dicari.

Menjelang lahirnya Israel yang disertai kekerasan, Einstein sudah muak. Hal inilah yang diyakini menjadi alasan utama Einstein menolak tawaran menjadi presiden Israel.

Baca Juga: Usai Bongkar Aib Ayahnya, Kini Anak Aa Gym Minta Maaf: Anda Tahu Apa Hasilnya? Saya Dicap Sombong dan Durhaka

Tawaran yang diterima Albert Einstein pada tahun 1952, dari perdana menteri pendiri negara bagian, David Ben-Gurion.

Albert Einstein dengan sopan menolak. Dia percaya peran itu akan bertentangan dengan hati nuraninya sebagai seorang pasifis, yang menentang perang.

Plus, jika dia menerima peran itu, dia pasti akan pindah ke Timur Tengah dari rumahnya di Princeton, New Jersey.

Surat itu diketik oleh Einstein kepada Shepard Rifkin, direktur eksekutif American Friends of the Freedom Fighters of Israel, yang berbasis di New York City.

Kelompok ini awalnya mulai mempromosikan ide-ide anti-Inggris dari Stern Gang dan mengumpulkan dana di Amerika untuk membeli senjata untuk mengusir Inggris dari Palestina.

Rifkin telah diberitahu oleh Benjamin Gepner, seorang komandan tamu di Amerika Serikat, untuk mendekati Einstein untuk meminta bantuannya.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Menjaga Kebersihan Tubuh Namun Ternyata Salah Ketika Melakukannya, Simak Ulasannya

Setelah pembantaian Deir Yassin, Rifkin menerima tanggapan yang memberatkan dari fisikawan Jerman tersebut.

Jawaban Albert Einstein hanya dalam 50 kata:

Yang terhormat,

Ketika malapetaka nyata dan terakhir harus menimpa kita di Palestina, yang pertama bertanggung jawab untuk itu adalah Inggris dan yang kedua bertanggung jawab untuk itu organisasi teroris membangun [sic] dari barisan kita sendiri. Saya tidak ingin melihat siapa pun berkaitan dengan orang-orang yang disesatkan dan kriminal itu.

Hormat kami,

 

Albert Einstein.

Begitulah isi surat dari Albert Einstein yang awalnya dituliskan dengan bahasa Inggris dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler