3. Tashilut Thariq
Kitab ini berbahasa Jawa dan beraksara Arab Pegon. Kitab ini ditulis pada saat Kiai Ahmad bermukim di Makkah selama empat tahun. Kitab yang mengulas panduan beribadah haji ini diberi kata pengantar oleh Syekh Yasin bin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Jalil al-Muqaddasi, dan Syekh Abdullah bin Uzair Ad-Dimaki.
4. Fasholatan Jawa
Kitab ini disebut-sebut sebagai kitab legendaris. Karena menurut Penerbit Karya Thoha Putra kitab ini telah terjual lebih dari 50 juta eksemplar sejak awal penerbitannya pada 1953. KH Raden Asnawi Kudus, yang juga memiliki karya Fasholatan, memberikan kata pengantar dalam buku ini dengan menggunakan syiir Jawa yang indah dan motivatif.
Baca Juga: Peringatan 11 Tahun Meninggalnya Gus Dur, Keluarga Gelar Haul Secara Daring
KH. Ahmad juga adalah sosok yang mempopulerkan kalimat wallahul muwafieq ilaa aqwamith tharieq dan billahit taufieq wal hidayah sebagai kalimat penutup di akhir pidato.
Kalimat ini selalu digunakan dalam setiap kegiatan formal maupun informal yang diadakan oleh warga NU.***