Ustadz Felix Siauw Angkat Bicara Mengenai Tudingan Sebagai Tokoh Radikal: Selama Ini Kalian ke Mana?

- 17 Mei 2021, 07:44 WIB
Ustadz Felix Siauw
Ustadz Felix Siauw /Instagram.com/@felixsiauw

Dia juga menjelaskan, sepanjang tugas ataupun amanah yang diembannya tetap dilakukan, hal tersebut merupakan hal positif yang harus dilanjutkan.

"Tapi bagi saya secara pribadi, selama kita masih bisa melanjutkan atau melaksanakan tugas kita, amanah kita yaitu adalah dakwah, ya itu sesuatu yang sangat baik sih saya pikir," ujar pria kelahiran Palembang, 31 Januari 1984 itu.

Pria yang sukses sebagai penulis buku "Udah Putusin Aja!" tersebut mengaku perlu meluruskan pemahaman di tengah masyarakat yang saat ini cenderung terpolarisasi menjadi dua kelompok, seolah-olah masyarakat dipaksa harus memilih salah satu dari keduanya.

"Nah itu dia yang penting ya, karena kita perlu untuk melakukan sebuah pelurusan. Karena, narasi yang sekarang lagi dikembangkan kan narasi perpecahan yang seolah-olah harus memilih di antara dua, jadi polarisasi. Seolah-olah kita harus memilih kalau kamu itu Indonesia, kamu berarti gak boleh religius. Dan kalau kamu mau religius kamu gak boleh Indonesia kan gitu," kata Felix.

Baca Juga: Sekretaris Jenderal PBB Sebut Konflik antara Israel dan Palestina Sangat Mencekam dan Harus Segera Diakhiri

Felix Siauw mengatakan, sesungguhnya agama Islam sangat mengajarkan toleransi kepada siapapun bahkan terhadap orang yang tidak memiliki agama sekalipun. Akan tetapi, dia menyayangkan terhadap narasi-narasi yang mempertentangkan antara Islam dan toleransi dalam beberapa tahun terakhir.

"Ketika seseorang itu berada dalam Islam, sebenernya dia sudah include di dalamnya toleransi itu. Dan di dalam Islam itu sangat fleksibel sekali, sangat memberikan ruang bagi toleransi termasuk kepada orang yang beragama lain bahkan kepada yang tidak beragama sekalipun karena mereka masih manusia," ujar dia.

"Dan kalau kita lihat, kalau misalnya kita mau lebih agak susah lagi Bang Karni, kita bisa lihat bahwa kapan sih muncul slogan-slogan tentang hal-hal kayak gini, tentang hate speech, tentang intoleransi sebagai masalah baru bangsa, tentang misalnya radikalisme sebagai masalah bangsa, ekstrimisme ini kan adalah sebuah narasi yang baru dikembangkan dari tahun 2014 ya kalau saya lihat," kata salah satu aktivis dalam komunitas dakwah Yuk Ngaji itu.

Baca Juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 33 Orang Warga Palestina, Roket Ditembakkan dari Gaza

Dia menceritakan pengalaman berdakwahnya sejak pertama kali memutuskan masuk Islam pada tahun 2002 silam.

Halaman:

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club


Tags

Terkini

x