Tak tega mendengar pernyataan dari sang ibunda, Chairul Tanjung bertekad untuk membiayai segala keperluan kuliahnya di FKG UI dengan jerih payahnya sendiri.
Dia pun rela untuk melakukan berbagai hal demi membiayai kuliahnya di FKG UI, termasuk dengan membuka bisnis fotokopi yang menjadi awal mula pemilik TRANSMEDIA dan Bank Mega itu menjalani debut di dunia usaha.
"Saya harus bisa membiayai semua keperluan kuliah di UI. Saya harus berusaha mencari uang sendiri dengan cara apapun. Saya harus bisa! Bismillah!," ujarnya.
Dalam biografinya, Chairul Tanjung lebih lanjut mengatakan bahwa hal tersebut dia lakukan sebagai bentuk 'balas dendam' terhadap nasib buruk yang menimpa sang ayah, Abdul Ghafar Tanjung.
Abdul Ghafar Tanjung awalnya sempat menikmati kemapanan dalam hidupnya ketika masih memiliki bisnis surat kabar di masa Orde Lama.
Baca Juga: Berawal dari Julukan ‘Si Anak Singkong’, Kini Chairul Tanjung Masuk Jajaran Orang Terkaya di Dunia
Akan tetapi, usaha surat kabar tersebut terpaksa harus tutup di masa Orde Baru karena berseberangan ideologi politik dengan rezim yang berkuasa.
Meski demikian, Chairul Tanjung enggan untuk menyalahkan sikap sang ayah yang bersikap berseberangan dengan ideologi politik penguasa Orde Baru.
Chairul Tanjung juga menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya semata-mata merupakan upaya untuk kesuksesan anak-anaknya.
"Saya tahu benar apa yang sudah dilakukan orang tua. Mereka telah amat keras berusaha mengorbankan apapun demi anak-anaknya," tuturnya.***