UPDATE! Alat Uji Covid-19 Baru Hanya dengan Menghembuskan Nafas Telah Diluncurkan

4 Februari 2021, 18:44 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pete Linforth/Pixabay/

KABAR BESUKI -  Pada hari rabu lalu, tepatnya pada 3 Februari 2021, Indonesia telah meluncurkan alat uji baru untu covid-19 melalui pernafasan. Alat tersebut dipasang di beberapa stasiun kereta.

Detektor yang dikenal dengan nama GeNose merupakan alat pendeteksi covid-19, yang dikebangkan oleh tim peneiliti Universitas Gajah Mada (UGM). Penelitian alat ini diinisiasi oleh Dr. Kuwat Triyana dan dikembangkan oleh PT. Swayasa Prakarsa dibawah dukungan UGM Sciene Techno Park.

Detektor ini digadang dapat mendeteksi reaksi antara virus corona dan jaringan tubuh di saluran pernapasan dengan akurasi setidaknya 95 persen. Hal ini telah diuji menggunakan 600 data valid dari beberapa dari Rumah Sakit di Yogyakarta  dan mencapai akurasi 97 persen.

Baca Juga: 4 Manfaat Hujan untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Membakar Kalori

Cara kerjanya dengan mendetekdi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentu karena adanya infeksi covid-19 yang keluar ketika seseorang menghembuskan nafas.

Kemudian hembusan nafas ini diambil dan dibaca melalui sensor dan diolah datanya dengan kecerdasan buatan (Artificial intelligence). GeNose juga dilengkapi dengan sistem cloud computing sehingga memungkinkan untuk mendeteksi secara real time hasil tes.

Alat ini dapat mendeteksi positif tidaknya seseorang terhadap covid-19 hanya dalam waktu beberapa menit.

Baca Juga: SCTV dan Indosiar Tingkatkan Jumlah Sanksi Pelanggaran P3SPS Selama 2020, KPI Pusat Minta Evaluasi 

Selain tidak memakan waktu lama dan akurasinya yang tinggi, GeNose juga mempunyai harga yang relatif terjangkau dibanding dengan tes rapid PCR. Satu unit GeNose diperkirakan seharga 40 juta dan dapat digunakan untuk 100 ribu kali pemeriksaan.

“Itu merupakan cara yang sederhana dan lebih mudah untuk saya, karena kalau tes rapid antigen agak sakit”, ujar Mugi Hartoyo, salah satu masyarakat yang telah menjalani tes di Jakarta Pusat.

Baca Juga: Banjir Bandang Melanda Pasuruan Hingga Sebabkan Korban Jiwa

Indonesia sendiri merupakan negara yang mempunyai jumlah kasus covid-19 tinggi. Hingga saat ini, 1,11 juta masyarakat indonesia telah terinfeksi covid dengan 906 ribuan orang sembuh dan 31 ribuan orang meninggal.

Triayana berkata.”Alat ini menyesuaikan funsi hidung manusia atau hidung anjing pelacak, yaitu mengenali penciuman, atau dalam hal ini mengenali bau nafas seseorang yang terjangkit covid-19.

Baca Juga: Lantik Kepala Basarnas Henri Alfiandi, Menhub Budi: Semoga Amanah dan Bertanggung Jawab

“Meskipun memiliki kekurangan, alat ini dapat membantu uoaya pendeteksian”, ujar salah satu ahli epidiologi di Gtiffith Universty, Dicky Budiman.

Ia menambahkan bahwa alat tersebut potensional,”alat tersebut memang menjanjikan dan menurut saya berpotensi. Tetapi, implementasinya relatif tidak mudah,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa alat tersebut perlu diprogram dengan data yang tepat untuk memastikan akurasi.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler