Rusia dan China Telah Mengumumkan Rencana untuk Membangun Stasiun Luar Angkasa Bersama di Bulan

11 Maret 2021, 19:11 WIB
ILUSTRASI Astronot /Choirun Nissa/,*/PIXABAY

KABAR BESUKI - Rusia dan China telah mengumumkan rencana untuk membangun stasiun luar angkasa bersama di bulan ketika Moskow berusaha untuk merebut kembali kejayaan hari-hari perintis antariksa di zaman Soviet, dan Beijing mempersiapkan ambisinya sendiri di luar angkasa.

Meskipun Rusia pernah menjadi yang terdepan dalam perjalanan luar angkasa, tetapi kosmiknya telah meredup berkat pembiayaan yang buruk dan korupsi yang endemik.

Sementara itu China dan Amerika Serikat, yang keduanya mencatat kemenangan besar dalam eksplorasi dan penelitian ruang angkasa dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: PP PBVSI Tidak Akan Mencabut Penghargaan yang Telah Diraih oleh Aprilia Manganang, Begini Pernyataannya

Baca Juga: 5 Cara Makan Ini Ternyata Bisa Mencerminkan Kepribadian Seseorang, Simak Ulasannya

Badan antariksa Rusia Roscomos mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa mereka menandatangani perjanjian dengan Administrasi Luar Angkasa Nasional China (CNSA) untuk mengembangkan fasilitas penelitian yang dibuat di permukaan bulan.

CNSA, mengatakan proyek itu terbuka untuk semua negara yang tertarik dan mitra internasional. Dan para hali juga mengatakan kerjasama luar angkasa internasional China terbesar hingga saat ini.

Tahun ini, Rusia merayakan ulang tahun ke-60 penerbangan luar angkasa pertama yang diawaki oleh Rusia, yakni pesawat ini mengirim Yuri Gagarin ke luar angkasa pada tahun 1961, diikuti oleh wanita pertama, Valentina Tereshkova, dua tahun kemudian.

Baca Juga: Demo Kembali Meledak, Akibat Tentara Myanmar Dituduh Menggunakan Taktik Pertempuran Menghadapi Demonstran

Sebaliknya, badan antariksa AS NASA hanya mengirimkan penerbangan awak pertamanya ke luar angkasa pada tahun 1968. Sementara itu, China yang telah mengupayakan kemitraan lebih dekat dengan Moskow telah memulai program luar angkasa yang sukses.

Diketahui bahwa tahun lalu, Beijing meluncurkan wahana Tianwen-1 ke Mars yang saat ini mengorbit di Planet Merah. Dan pada bulan Desember, berhasil membawa sampel batuan dan tanah dari bulan kembali ke bumi.

"Ini akan menjadi proyek kerja sama luar angkasa internasional terbesar bagi China, jadi ini penting," kata Chen Lan, analisi independen program luar angkasa China.

Baca Juga: Level Siaga! Sudah Terjadi Dua Kali, Erupsi Gunung Sinabung Terpantau Setinggi 700 Meter

Moskow dan Washington juga berkolaborasi di sektor luar angkasa - salah satu dari sedikit bidang kerja sama yang tersisa antara rival Perang Dingin.

Namun, Rusia tidak menandatangani Artemis Accord yang dipimpin AS tahun lalu untuk negara-negara yang ingin berpartisipasi dalam skema eksplorasi bulan yang dipelopori oleh NASA.

Di bawah program Artemis yang diumumkan selama masa jabatan mantan Presiden AS Donald Trump, NASA berencana untuk mendaratkan wanita pertama dan pria berikutnya di bulan pada tahun 2024.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler