KABAR BESUKI - Anggota dari organisasi kesehatan dunia (WHO) yang melakukan kunjungan ke peternakan satwa liar ke Cina selatan, kemungkinan menemukan sumber masalah dari pandemi Covid-19.
Peter Daszak, seorang pakar zoologi dan penyakit ekologis dari EcoHealth Alliance dan anggota dari delegasi WHO yang melakukan kunjungan ke China akhir tahun ini, mengungkapkan sebuah penemuan terbaru, seperti dilansir Kabar Besuki dari NPR.
Dalam kunjungannya Daszak mengatakan jika tim WHO menemukan bukti baru bahwa peternakan hewan liar ini memasok satwa liar ke pedagang di pasar makanan laut di Wuhan.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, 3 Hal Ini Akan Membuat Anda Merasa Stress Berada di dalam Kamar Tidur
Pasar ini diduga sebagai titik awal terjadinya infeksi virus SARS-CoV-2 yang pertama kali terjadi hingga menyebabkan pandemi di seluruh dunia.
Daszak mengatakan kepada NPR jika tanggapan pemerintah China terhadap peternakan ini adalah sinyal kuat jika lokasi ini adalah tempat pertama kali virus ditemukan pada hewan liar.
Tepat 24 Februari 2020 setelah wabah di Wuhan mereda, pemerintah CIna membuat perubahan total mengenai peternakan ini.
"Mereka mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan jika mereka akan menghentikan penangkaran satwa liar untuk dijadikan makanan," ujar Daszak.
Daszak melanjutkan jika pemerintah mengirimkan instruksi kepada para peternak untuk membuang, membunuh, atau membakar hewan-hewan ini secara aman agar tidak menyebabkan penyakit.
Daszak meyakini jika tempat ini adalah titik utama penyebaran penyebaran virus corona yang pertama kalinya.
"Saya pikir SARS-CoV-2 pertama kali menyerang orang-orang di China Selatan, melalui peternakan ini," jelas Daszak.
Cina menganggap jika peternakan ini adalah jalur yang paling mungkin bagi virus corona pada kelelawar di China selatan untuk mencapai manusia yang berada di Wuhan.
Peternakan ini berada di wilayah Yunnan, dimana merupakan bagian dari proyek yang dipromosikan pemerintah Cina selama 20 tahun untuk membantu penduduk desa keluar dari kemiskinan.
Pertanian dan peternakan seperti ini membantu mengatasi masalah kesenjangan ekonomi masyarakat yang berada di pedesaan.
"Mereka menangkap hewan eksotis seperti musang, landak, landak, trenggiling, anjing rakun, dan tikus bambu lalu membiakkannya di penangkaran," kata Daszak.
Daszak melanjutkan jika penangkaran ini sangat sukses. Di tahun 2016, industri penangkaran hewan liar ini memiliki pendapatan sebesar 70 juta dollar dan 14 juta orang yang bekerja dalam sektor ini.
Baca Juga: Banyak Petugas Kesehatan Tumbang Karena Gelombang Covid-19 Menghantam Papua Nugini
Laporan tersebut dinantikan pengumumannya pada dua minggu kedepan oleh WHO.***