Konflik Teroterial Laut, Filipina Mendapat Dukungan AS Atas Terumbu Karang Laut Cina Selatan

24 Maret 2021, 06:05 WIB
ILUSTRASI Terumbu Karang,* /Choirun Nisa//PIXABAY

KABAR BESUKI - Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka mendukung Filipina dalam perselisihan baru dengan Beijing di Laut China Selatan yang disengketakan, di mana Manila telah meminta armada penangkap ikan China untuk meninggalkan terumbu karang pada hari Selasa, 23 Maret 2021.

Tetapi, pihak China mengabaikan seruan itu, bersikeras bahwa mereka memiliki wilayah lepas pantai. Kedutaan Besar AS mengatakan pihaknya berbagi keprihatinan dengan Filipina dan menuduh China menggunakan milisi maritim untuk mengintimidasi, memprovokasi, dan mengancam negara lain, yang merusak perdamaian dan keamanan di kawasan.

Dalam sebuah kesempatan, Kedutaan Besar AS di Manila mengatakan, "Kami mendukung Filipina, sekutu perjanjian tertua kami di Asia”.

Baca Juga: Seputar Covid-19: Optimis Ekonomi Pulih, Pemerintah Anggarkan Alokasi Dana Rp699,4 triliun

Baca Juga: Kabar Baik, Kasus Covid-19 Tiga Kabupaten di Kepulauan Riau Nihil

Baca Juga: Mengejutkan! Ternyata Menggambar Berpengaruh Terhadap Memori, Ini Faktanya yang Tidak Banyak Diketahui Orang

Sekitar 200 kapal China yang diduga kapal misili meninggalkan Whitsun Reef, yang merupakan wilayah dangkal sekitar 324 kmbarat kota Bataraza, Filipina Barat. Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana pada Minggu.

Sementara itu, pejabat Filipina mengatakan terumbu karang, yang mereka sebut Julian Felipe, berada dalam zona ekonomi eksklusif yang diakui secara internasional di negara itu. Penjaga pantai Filipina melihat sekitar 220 kapal China berlabuh di terumbu karang, yang juga diklaim oleh Beijing dan Vietnam, pada 7 Maret.

Kepala militer Filipina, Letnan Jenderal Cirilito Sobejana Pada hari Senin mengatkan, sebuah pesawat pengintai melihat 183 kapal China masih berada di terumbu karang. Sejauh ini, Filipina telah mengajukan protes diplomatik atas kehadiran China.

Baca Juga: Belum Genap Seminggu, Penembakan Massal Terjadi Kembali di Amerika Menewaskan 10 Orang

Baca Juga: Kenali Metode Penyebaran Penyakit Infeksi yang Menular, Simak Ulasannya

China bersikeras sebagai pemilik terumbu karang ‘Niue Jiao’, dan mengatakan kapal China berkumpul di daerah itu untuk menghindari air yang deras. Beijing membantah kapal-kapal itu adalah milisi maritim.

Namun, Kedutaan Besar AS, mengatakan, "Perahu China telah berlabuh di daerah ini selama berbulan-bulan dengan jumlah yang terus meningkat, terlepas dari cuacanya”.

Juru bicara kepresidenan, Harry Roque mengatakan pada konferensi pers, bahwa Presiden Rodrigo Duterte akan berbicara dengan duta besar China di Manila tentang masalah ini.

Duterte telah membina hubungan persahabatan dengan Beijing sejak menjabat pada tahun 2016 dan telah dikritik karena tidak segera menuntut kepatuhan China terhadap putusan arbitrase internasional yang membatalkan klaim bersejarah Beijing atas hampir seluruh lautan.

Baca Juga: Hubungan Memburuk, Rusia dan China Mendorong KTT Dewan Keamanan PBB dan Mengecam Pihak Barat

Duterte telah mencari dana infrastruktur, perdagangan dan investasi dari China, yang juga telah menyumbang dan berjanji untuk memberikan lebih banyak vaksin COVID-19 karena Filipina menghadapi lonjakan infeksi virus korona yang mengkhawatirkan.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler