Pemerintah Akan Gelar Sidang Isbat 12 April, Sebagian Warga Jember dan Bondowoso Sudah Mulai Puasa Hari Ini

12 April 2021, 15:25 WIB
Ilustrasi bulan ramadhan /Aini/Pixabay/surgull01

KABAR BESUKI - Jamaah Pesantren Mahfilud Dluror di Desa Suger Kidul, Kabupaten Jember dan lokasi pesantren berada di perbatasan Kabupaten Jember dengan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan pada Senin, 12 April 2021.

"Alhamdulillah kami menjalankan shalat tarawih pada Minggu, 11 April 2021, malam dan mulai hari ini kami berpuasa yang diikuti oleh sebagian warga Jember dan Bondowoso, serta para alumni pesantren," kata Pengasuh Pondok Pesantren Mahfilud Dluror KH Ali Wafa, yang dikutip dari Antara, Senin 12 April 2021.

Pelaksanaan shalat tarawih yang dipimpin KH Ali Wafa tidak hanya diikuti para santri, namun warga yang berada di perbatasan Kabupaten Jember dan Bondowoso.

Baca Juga: TVN Korea Mengaku Sudah Izin dan Bayar Penggunaan Lagu, Ardhito Pramono Minta Sony Music Bisa Berkoordinasi

Baca Juga: Di Tengah Prosesi Pernikahan Atta dan Aurel Hermansyah, 5 Momen Ajang Silaturahmi Ini Menjadi Sorotan

Shalat tarawih tersebut dilaksanakan dengan khusyuk dan tetap mematuhi protokol kesehatan karena masih masih pandemi COVID-19.

Menurutnya, penentuan awal puasa di Pesantren Mahfilud Dluror berdasarkan kitab salaf Nushatul Majalis wa Muntakhobul Nafaais yang diterapkan sejak tahun 1826, sehingga tidak menggunakan metode hisab dan rukyat seperti yang dilaksanakan pemerintah dan Muhammadiyah.

"Penetapan awal puasa berdasarkan keyakinan yang menggunakan acuan sistem khumasi (dari Bahasa Arab artinya lima/khomsatun) yang berdasarkan pada kitab Nushatul Majaalis karangan Syeh Abdurrohman As Shufuri As Syafi'i yang sudah dijalankan 195 tahun yang lalu," ujar KH Ali Wafa.

Ia menjelaskan sistem penghitungan khumasi yakni penentuan awal puasa tahun ini bisa dengan cara menghitung lima hari dari awal puasa tahun sebelumnya, sehingga pihak ponpes juga sudah bisa menentukan awal puasa tahun 2022.

"Awal Ramadhan tahun 2020 jatuh pada hari Kamis, sehingga lima hari dari awal puasa tahun lalu yakni Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu dan Senin dimulainya awal Ramadhan tahun ini," tuturnya.

Pada tahun 2020, Pesantren Mahfilud Dluror juga berpuasa lebih awal dibandingkan pemerintah karena menggunakan acuan kitab salaf tersebut.

Baca Juga: 7 Titik Rayon Disiapkan Polda Jatim Guna Menertibkan Arus Mudik Lebaran 2021

Baca Juga: Hindari Sekarang! Pil Pereda Nyeri Punggung Ini Sangat Tidak Efektif, Kata Studi

Baca Juga: Viralnya Barang yang Dikenakan Andin di Sinetron ‘Ikatan Cinta’ Hingga Menjadi Tren Fashion di Tanah Air

"Kami berharap perbedaan penetapan awal puasa di Pesantren Mahfilud Dluror tersebut juga dihargai umat Muslim lainnya, namun selama ini tidak pernah memicu konflik di kalangan umat Islam," ujarnya.

Sebelumnya Muhammadiyah telah menentukan awal Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada 13 April 2021, sedangkan Nahdlatul Ulama (NU) melaksanakan rukyatul hilal pada Senin ini.

Sedangkan, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal Ramadhan 1442 H yang berdasarkan pengamatan hilal di seluruh Indonesia.

Kementerian Agama telah menyiapkan 86 lokasi di 34 provinsi untuk memantau posisi bulan sabit atau hilal guna menetapkan awal bulan Ramadhan 1442 Hijriah.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, mengatakan bahwa pemantauan hilal akan dilakukan pada 12 April 2021 di 86 lokasi tersebut.

Lokasi pemantauan hilal, menurut dia, paling banyak ada di Jawa Timur (25 lokasi) disusul Jawa Barat (delapan lokasi).

Baca Juga: Gelar Operasi Keselamatan Semeru 2021, Satlantas Polres Bondowoso Bagikan Masker ke Pengendara Motor

Baca Juga: Jalankan Shalat Tarawih Berjamaah, IDI Berikan Panduan Masyarakat untuk Tetap Gunakan Masker

Kamaruddin menjelaskan, hasil pengamatan hilal atau rukyat hilal dan data hisab posisi hilal awal Ramadhan akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk menentukan awal bulan Ramadhan.

Sidang isbat awal Ramadhan akan dihadiri oleh perwakilan Komisi VIII DPR, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Badan Informasi Geospasial, Bosscha Institut Teknologi Bandung, Planetarium, pejabat Kementerian Agama, serta Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.

Ahli falak dari organisasi Islam serta perwakilan organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Al Washliyah juga dijadwalkan menghadiri sidang isbat.

Kendati demikian, akan ada 29 Duta Besar negara sahabat yang diundang, pemerintah berharap semuanya akan hadir pada sidang tersebut.

Sedangkan bagi masyarakat bisa menyaksikan siaran langsung sidang penetapan awal Ramadhan di TVRI, RRI, dan media sosial Kementerian Agama.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler