Ahli Mengatakan Alasan Terkait Anjuran Memakai Masker dan Menjaga Jarak Saat Pandemi

16 April 2021, 13:18 WIB
Ilustrasi masker agar terhindar dari Covid-19. /Pixabay/Engin Akyurt

KABAR BESUKI - Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian masker dan jarak sosial dapat membantu memperlambat penyebaran COVID-19.

Sebelumnya, tidak diketahui seberapa efektif menggabungkan keduanya. Peneliti mempelajari pertanyaan ini dengan menggunakan model jaringan. Model jaringan dapat melihat bagaimana individu berinteraksi satu sama lain untuk menyebarkan penyakit.

Mereka menemukan bahwa kombinasi dari kedua intervensi tersebut lebih efektif daripada jika digunakan salah satunya dalam mencegah penyebaran COVID-19.

Baca Juga: Cek 5 Fakta Menarik Film Meteor Garden Terbaru, Salah Satunya Biaya Produksi yang Fantastis

Baca Juga: Yang Sudah Terinfeksi Covid-19 tak Perlu Vaksin 'Kalo uda Kena Covid, Gak Perlu Vaksin kan' [Cek Fakta]

Baca Juga: Ini Penjelasan Tentang 'Qadha' Hutang Ramadhan, yang Harus Dibayarkan

Studi menunjukkan bahwa langkah-langkah seperti pemakaian masker dan menjaga jarak secara fisik dapat membantu membendung penyebaran COVID-19.

Namun, tidak diketahui secara pasti seberapa efektif langkah-langkah keamanan ini bila digunakan pada waktu yang sama.

Dalam upaya untuk mempelajari pertanyaan ini, peneliti dari New York University dan Politecnico di Torino di Italia membuat model jaringan.

Menurut Alessandro Rizzo, PhD, dan Maurizio Porfiri, PhD, dua peneliti yang mengerjakan studi tersebut, kombinasi dari kedua tindakan ini akan cukup untuk menghentikan penyebaran virus, jika diterapkan secara ketat lebih dari 60 hingga 70 persen. dari populasi.

Rizzo menjelaskan model jaringan dengan mengatakan, "Populasi diwakili oleh sekumpulan node yang dihubungkan oleh edge, yang mewakili kontak yang berpotensi menyebabkan infeksi." Dilansir Kabar Besuki dari Healthline.

Baca Juga: Sebanyak 377 dari 100 Ribu Orang Meninggal Setelah Divaksin COVID-19 [Cek Fakta]

Baca Juga: Jasa Pembuatan Website Banyuwangi Lengkap dengan Nomor Telephone

“Anda dapat menganggap jaringan sebagai kisi yang persimpangannya adalah orang dan segmennya adalah kontak yang terjadi di antara mereka,” kata Rizzo.

Model jaringan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pemasaran atau migrasi burung.

Dalam studi khusus ini, model mereka didasarkan pada kerangka "rentan, terpapar, terinfeksi, atau dihapus (pulih atau mati)".

Setiap node dalam model merepresentasikan status kesehatan individu, sedangkan edge merepresentasikan kontak potensial antar individu.

Porfiri mengatakan bahwa dengan jenis pemodelan ini, mudah untuk memasukkan intervensi obat dan non-narkoba, seperti masker dan jarak fisik.

“Misalnya, dengan bertindak di tepi jaringan, dimungkinkan untuk mengintervensi penularan virus, dan bertindak di simpul dapat mensimulasikan vaksinasi,” jelasnya. Dilansir Kabar Besuki dari Healthline.

Tim tersebut menggunakan data mobilitas ponsel dan survei Facebook dari Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington untuk melengkapi model tersebut.

Karena data menunjukkan kecenderungan orang yang memakai masker juga mengurangi mobilitas mereka, para peneliti membagi simpul menjadi mereka yang secara teratur memakai masker dan menjaga jarak secara fisik dan mereka yang tidak.

“Tidak ada jarak sosial atau penggunaan masker saja yang cukup untuk menghentikan penyebaran COVID-19, kecuali hampir seluruh populasi menganut tindakan yang sama,” kata Porfiri dalam siaran pers. Dilansir Kabar Besuki dari Healthline.

Baca Juga: Beredar Postingan Di Facebook, Ada Casino Halal di Arab Saudi? [Cek Fakta]

“Tetapi jika sebagian besar populasi mengikuti kedua langkah tersebut, penyebaran virus dapat dicegah tanpa vaksinasi massal.”

Model mereka menemukan bahwa kepatuhan yang ketat diperlukan oleh sekitar 60 hingga 70 persen populasi jika kedua langkah tersebut diterapkan.

Para penulis menulis dalam penelitian mereka bahwa tujuan ini adalah skenario yang lebih "dapat dicapai" daripada tingkat kepatuhan yang tinggi yang akan dibutuhkan dengan salah satu pengukuran saja.

Menurut Firas Zabaneh, MT (ASCP), CIC, CIE, direktur pencegahan dan pengendalian infeksi sistem untuk Houston Methodist Hospital di Houston, Texas, masuk akal bahwa kombinasi pemakaian masker dan jarak sosial akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

“Berhasil mengendalikan penyebaran penyakit menular selalu mengikuti serangkaian intervensi daripada hanya mengandalkan satu intervensi magis,” katanya. Dilansir Kabar Besuki dari Healthline.

Sementara kepatuhan luas terhadap dua langkah kesehatan masyarakat ini dapat memperlambat penyebaran COVID-19, Zabaneh mencatat bahwa mengandalkan mereka saja akan menimbulkan biaya sosial dan ekonomi yang sangat besar.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Sebesar 422,6 Miliar Dolar AS atau Tumbuh Lebih Tinggi 4 Persen

“Vaksin memberi kami keunggulan yang kami butuhkan untuk menghentikan epidemi pada akhirnya. Kekebalan kawanan adalah tujuan akhir, ”katanya.

“Saya tahu bahwa masyarakat kita sangat ingin melanjutkan kehidupan normal. Namun, kami sekarang sangat dekat untuk menghentikan pandemi yang mengerikan ini dan kami tidak harus berhati-hati,” katanya. Dilansir Kabar Besuki dari Healthline.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler