2 Guru di Sulawesi Tenggara Meninggal Usai Divaksin, Gubernur: Ajal Kita Tidak Tahu, Semua Kehendak Allah

25 Mei 2021, 09:20 WIB
potret Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi /Instagram @_alimazi/

KABAR BESUKI - Dua guru dari Kota Baubau dan Kabupaten Muna Barat di Sulawesi Tenggara dikabarkan meninggal dunia usai divaksin dengan jenis suntikan vaksin Sinovac.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi memilih untuk tak menanggapi lebih jauh kasus meninggalnya kedua guru tersebut.

Ali Mazi mengatakan masalah ini harus diarahkan ke gugus tugas Covid-19. Pasalnya, petugas Covid-19 berwenang menanggapi masalah ini.

Baca Juga: Postingan Ganjar Makan Mie 'Anak Kos' Disebut Ada Makna, Burhanuddin: Seolah Diartikan Dia Nggak Punya Partai

“Kalau itu saya kira bukan ranahnya saya, itu kita serahkan kepada gugus tugas untuk melihat,” kata Ali Mazi saat di Gedung Paripurna DPRD Sulawesi Tenggara pada Selasa, 25 Mei 2021.

Ali Mazi sebenarnya berpendapat bahwa kematian kedua guru itu terkait dengan kematian satu orang. Ia mengatakan bahwa penyebab kematian tidak lain adalah kehendak Allah SWT.

“Soal penyebab dan akibat itu saya kirakan menyangkut ajal kita tidak tahu, semua kehendak Allah,” kata Ali Mazi.

Baca Juga: Terungkap Akhirnya Sumber Asli Foto Gratifikasi Rumah Mewah, Begini Tanggapan dan Klarifikasi Anies Baswedan!

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang guru dari SMP Negeri 1 Kota Baubau, La Hinu (59), dikabarkan meninggal dunia usai divaksinasi COVID-19 jenis Sinovac pada Kamis, 20 Mei 2021 sekitar pukul 08.00 WITA.

Berdasarkan pengakuan putra korban, Rahmat Hidayat, ayahnya tidak sadarkan diri setelah sekitar 4 jam divaksinasi. Saat dibawa ke rumah sakit, dokter mengatakan jantungnya tidak ada.

Rahmat menuturkan ayahnya menderita diabetes melitus selama 15 tahun. Sedangkan pihak keluarga memperingatkan ayahnya agar tidak mendapatkan vaksin.

Baca Juga: 5 Manfaat Bermain di Tempat yang Kotor untuk Perkembangan Anak, Salah Satunya Menguatkan Otot

Sayangnya, tanpa sepengetahuan keluarga, La Hinu divaksinasi di sekolah sebagai syarat Biro Pendidikan untuk belajar tatap muka.

Juru bicara satuan tugas COVID-19 Baubau Lukman mengatakan La Hinu menjalani pemeriksaan medis sebelum divaksinasi.

Lukman menambahkan, saat korban menjalani pemeriksaan kesehatan, gula darahnya stabil, namun sebelum ke rumah sakit gula darahnya naik hingga sekitar 400.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Tags

Terkini

Terpopuler