KABAR BESUKI - Pemerintah telah menerapkan sistem Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM) Jawa-Bali untuk menanggapi meningkatnya jumlah kasus Covid-19.
Salah satu pembatasan PPKM Darurat adalah penutupan tempat ibadah.
Anwar Abbas memprotes jika kantor tidak ditutup di zona merah dan kapasitas karyawan 25 persen, maka masjid juga harus diperlakukan sama.
Akan tetapi tetap buka dengan kapasitas yang sama dengan 25 persen jemaah.
Anwar Abbas juga mengatakan jika kantor tidak ditutup, masjid juga tidak boleh ditutup.
Baca Juga: PPKM Darurat Dipastikan Gagal dan Mubazir Jika Jokowi dan Luhut Tidak Menutup Akses Jalan
Dia mengatakan jika kantor ditutup akan menimbulkan masalah, dan begitu pula jika masjid ditutup, bangsa ini bisa dimarahi Tuhan.
Pernyataan ulama yang kini menjadi wakil presiden Majelis Ulama Indonesia itu menuai kritik.
Seorang tokoh NU, Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir, bahkan bereaksi terhadap komentar Anwar Abbas ini.
Gus Nadir menanggapi komentar Anwar Abbas tentang orang Indonesia yang dimarahi Allah karena masjid ditutup saat PPKM darurat.
Baca Juga: Surat Vaksin dan PCR Negatif Jadi Syarat Wajib untuk Bepergian ke Jawa dan Bali selama Periode PPKM
Menurut Gus Nadir, logika dan pemikiran Anwar Abbas salah. Tokoh NU yang berkarir di Australia ini menjelaskan beberapa hal.
“Pak Anwar Abbas ini keliru. 1) Menutup masjid sementara (gak selamanya) dalam kondisi darurat itu dibenarkan sesuai kaidah fiqh dan maqashid as-syariah. 2) timing pernyataan tdk tepat. Gak ada simpati beliau thd kondisi masyarakat. 3) beliau sok tahu bahwa Tuhan akan marah,” tulis Gus Nadir, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari Twitter @na_dirs.
Gus Nadir mengatakan latar belakang dan waktu pernyataan Anwar Abbas dirilis dengan kondisi yang tidak tepat.
Bahkan tokoh NU ini, pengkritik Anwar Abbas, tidak bersimpati dengan kondisi masyarakat saat ini.***