KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung beberkan blunder pengacara Luhut Binsar Pandjaitan terkait konflik dengan Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Luhut diketahui saat ini tengah berkonflik dengan Haris Azhar dan Fatia terkait isu bisnis tambang di Papua, bahkan hingga berujung ke ranah hukum.
Laporan yang diajukan Luhut untuk Haris Azhar dan Fatia kepada aparat penegak hukum bermula ketika Haris Azhar menduga Luhut memiliki bisnis tambang di Papua.
Baca Juga: Soal Tambang di Papua, Kuasa Hukum Luhut Sebut Haris Azhar Sempat Datang Minta Saham Freeport
Rocky Gerung menilai pengacara Luhut terlalu fokus pada pernyataan Haris Azhar dalam sebuah wawancara dengan Fatia.
Dia menilai, pengacara Luhut seolah tak mengetahui bahwa Haris Azhar merupakan pengacara yang sangat banyak mengetahui isu politik dan bisnis dalam negeri beserta jaringan internasional yang bermain di dalamnya.
"Lawyer-lawyer Pak Luhut berupaya untuk fokus pada kasus wawancara Haris Azhar dengan Fatia. Mereka lupa bahwa Haris tahu tentang semua isu politik nasional bahkan isu bisnis nasional dan tahu jaringan-jaringan internasional yang bermain dalam isu di situ," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 1 Oktober 2021.
Sementara Fatia menurut Rocky Gerung merupakan sosok muda yang merupakan peneliti yang memiliki kemampuan tajam dalam meriset berbagai isu persekongkolan bisnis dan politik.
Rocky Gerung menilai, Fatia memiliki gairah metodologi dan tak memiliki kepentingan politik apapun di balik risetnya mengenai isu bisnis tambang di Papua, di mana Luhut diduga memiliki saham di perusahaan terkait.
"Fatia adalah seorang peneliti yang tajam dan nggak punya beban apa-apa. Itu anak muda, yang punya gairah metodologi untuk meriset hal-hal yang berbau persekongkolan bisnis dan politik," ujarnya.
Rocky Gerung menilai, pengacara Luhut terlalu gegabah ketika langsung menuntut Haris Azhar dan Fatia ke ranah hukum atas pernyataan yang dilontarkan Haris Azhar beberapa waktu lalu.
Padahal kata dia, dalam sebuah permainan bisnis tambang di Indonesia seringkali ada campur tangan pemain asing di dalamnya.
"Jadi salahnya lawyer itu langsung melaporkan ke pengadilan, padahal sebetulnya kita tahu bahwa permainan bisnis itu nggak mungkin sekedar player-nya ada di dalam negeri, pasti ada faksi asing yang dicarikan kaitan-kaitannya tuh," katanya.
Bahkan menurutnya, beberapa pengusaha 'nakal' memiliki banyak cara untuk melakukan penyelundupan hukum untuk menutupi praktik kotor dalam bisnisnya, termasuk dengan cara memiliki perusahaan 'fiktif' di negara bebas pajak.
"Dalam sistem bisnis yang terbuka, orang bisa kaitin penyelundupan hukum ke sebuah negeri yang bebas pajak, bikin perusahaan pura-pura tapi nanti undertable transactions bahwa saham ini kita goreng dulu, kita sembunyikan sebentar, nanti kita ungkapkan lagi dengan formula perubahan kepemilikan tapi semua itu bisa di-trace," ujar dia.
Rocky Gerung menilai pengacara Luhut seolah tak mengerti tentang hal tersebut dan cenderung hanya menyoroti pernyataan Haris Azhar yang dianggap merugikan kliennya.
Dia juga mengatakan, seluruh dunia akan menyoroti isu bisnis pertambangan di Papua dan mencoba untuk meneliti tentang adanya dugaan mafia dalam bisnis tersebut.
"Ini soal yang nggak dipahami oleh lawyer Pak Luhut yang sekedar teknis hukum, dia nggak ngerti bahwa ekonomi hukum itu kaitan globalnya luar biasa. Apalagi lingkungan yang ada di Papua, itu seluruh dunia akan berupaya untuk memperlihatkan, mencari-cari alasan 'Siapa yang bermain-main di situ?'," tuturnya.***