Luhut Kejar Target Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rocky Gerung: Ada Permainan Bisnis di Belakang Layar

9 Oktober 2021, 10:33 WIB
Luhut Kejar Target Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rocky Gerung: Ada Permainan Bisnis di Belakang Layar /Instagram.com/@luhut.pandjaitan

KABAR BESUKI - Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya resmi ditunjuk sebagai pemimpin Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Jumat, 8 Oktober 2021 kemarin.

Pengamat politik Rocky Gerung menyebut ada permainan bisnis di belakang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dipimpin oleh Luhut.

Rocky Gerung mempertanyakan alasan Jokowi menunjuk Luhut sebagai pemimpin proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena saat ini nama Luhut ikut terseret dalam Pandora Papers.

"Memang Pak Luhut terkenal sebagai troubleshooter, tetapi hari-hari ini Pak Luhut justru lagi punya trouble dengan Pandora Papers itu kan? Seolah-olah Istana nggak peka terhadap mata internasional," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Sabtu, 9 Oktober 2021.

Baca Juga: Namanya Ikut Terseret Skandal Pandora Papers, Luhut Berikan Klarifikasi Melalui Juru Bicaranya

Rocky Gerung mengakui, Luhut secara teknis memiliki kemampuan untuk menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang saat ini mangkrak.

Akan tetapi, isu tak sedap yang menerpa Luhut saat ini bisa membuat Indonesia menjadi sorotan dunia karena kebijakan Jokowi yang kontroversial.

"Mungkin aja secara teknis Pak Luhut punya kemampuan untuk menyelesaikan mangkraknya kereta cepat itu kan? Tapi nanti ada catatan juga kenapa Pak Luhut yang sementara ini ada masalah dengan jurnalis dunia yang menginvestigasi bisnisnya, kok justru diberi kepercayaan tuh?," ujarnya.

Rocky Gerung menduga ada unsur moral hazard di balik penunjukan Luhut untuk memimpin proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, apalagi jika proyek tersebut disinyalir menguras APBN.

"Lalu orang bertanya 'Mangkraknya kenapa sih?' Kalau udah mangkrak kenapa mau dilanjutkan? Dan sekarang pakai APBN gitu kan? Jadi soal-soal semacam ini menimbulkan tanda tanya besar, apakah di belakang itu ada yang disebut sebagai moral hazard juga?," katanya.

Baca Juga: Isu Pandora Papers Airlangga-Luhut, Netizen: Menjabat untuk Kepentingan Pribadi dan Golongan

Rocky Gerung menilai, banyak orang menduga adanya pemberian fee dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Pasalnya, tarif kereta cepat Jakarta-Bandung bagi penumpang diprediksi tak akan cukup untuk menutupi kembali investasi yang telah dikeluarkan, sehingga harus ada bisnis sampingan yang dapat menjadi penyangga investasi ketera cepat tersebut.

"Orang menduga mungkin ada fee, kan mesti dihitung investasinya balik gak dengan tarif kereta itu? Kalau nggak balik berarti mesti ada bisnis sampingan yang bisa menghidupkan kembalinya investasi," ujar dia.

Baca Juga: Rocky Gerung Beberkan Blunder Pengacara Luhut Terkait Konflik dengan Haris Azhar dan Fatia, Seperti Apa?

Rocky Gerung juga menemukan adanya dugaan munculnya bisnis-bisnis sampingan di tempat pemberhentian kereta cepat Jakarta-Bandung.

Dia menduga, bisnis sampingan tersebut merupakan bisnis milik konglomerat besar yang turut bermain di balik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Dari awal kita udah duga bahwa nanti ada bisnis-bisnis sampingan di tempat pemberhentian, mungkin ada sodetan karena akan ada properti yang berkembang di situ, mungkin real time setiap stasiun antara Halim Perdana Kusuma sampai ke Bandung. Berarti ada permainan-permainan bisnis di belakang layar dan mungkin sampingan itu yang besar," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler