KABAR BESUKI – Rocky Gerung seorang pengamat politik dan akademisi mengomentari perihal Warga Negara Asing yang dibiarkan bebas masuk ke Indonesia.
Rocky Gerung mengomentari perihal edaran dari Kementrian Agama mengenai protokol kesehatan yang diterapkan pada masjid.
Rocky Gerung mengomentari protokol kesehatan mengenai orang yang ingin beribadah. Namun, kenapa di beberapa tempat layanan publik justru dengan bebasnya buka.
Baca Juga: Aksi Sopir Truk Tabrak Mobil Perampok yang Cegat Dirinya, Warganet: Luar Biasa Mantap
Sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Senin, 7 Februari 2022. Mengenai komentar Rocky Gerung soal WNA yang bebas keluar-masuk Indonesia.
Dalam sebuah video yang diunggah, Hersubeno Arief selaku seorang jurnalis senior menanyakan beberapa pertanyaan kepada Rocky Gerung mengenai isu-isu yang beredar di masyarakat.
Isu, yang disinggung dalam wawancara itu, mengenai pembahasan masalah regulasi pemerintah yang membebaskan WNA untuk masuk ke Indonesia, dan dibandingkan dengan protokol masyarakat sewaktu menjalankan ibadah.
Rocky memberikan tanggapan mengenai, masyarakat yang selalu protes ke pemerintah, yang dianggap tidak mematuhi protokol kerumunan.
“Tapi, secara umum. Kita mesti anggap. Pemerintah memang melalaikan aturan kerumunan itu. Dimana-mana orang menganggap bahwa ibadah kok dilarang, tapi pesta kok boleh,” ucap Rocky Gerung dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Rocky menjelaskan, kenapa masyarakat banyak protes ke pemerintah, karena pemerintah sendiri yang tidak konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan.
“Kenapa tiba-tiba Covid naik lagi? Karena keketatan imigrasi itu tidak diperhatikan,” jawab Rocky menjelaskan mengenai lonjakan Covid secara tiba-tiba.
Ia menganggap bahwa kasus kenaikan Covid diakibatkan aturan imigrasi yang tidak diperhatikan oleh pemerintah.
Meski kasus Covid-19 melonjak, Luhut Binsar Panjaitan justru malah membuka lagi penerbangan internasional ke Bali.
Dan untuk WNI-WNA yang akan berwisata ke luar negeri tidak bisa melakukan melalui bandara Soekarno-Hatta yang berada di Cengkareng.
Hanya ada 3 bandara yang bisa digunakan para WNA-WNI, yaitu bandara Ngurah Rai Bali, bandara Hangatin Batam, dan Fisabilillah Tanjung Pinang.
Rocky lalu menjelaskan mengenai logika yang diterapkan mengenai regulasi para wisatawan yang ingin keluar negeri.
“Saya kira logikanya, supaya orang yang masuk dari luar negri. TKA asing itu tidak tidak terlihat oleh orang yang akan pergi ke luar negeri,” kata Rocky Gerung menjelaskan regulasi.
Dalam regulasi tersebut, diduga itu hanya masalah ekonomi saja. Karena jika membatasi orang luar negeri, maka devisa Indonesia akan turun.
Kebijakan pemerintah di awal Covid lebih mengutamakan pada sektor ekonomi, dibandingkan lebih mementingkan penanganan protokol kesehatan.
“Kalau dia dolar ke Indonesia itu welcome, dan bersamaan dengan paspor itu melekatlah disitu omicron, jadi itu sebetulnya konsepnya,” ucap Rocky dalam wawancara tersebut.
“Jadi gak ada soal jika omicron masuk bersamaan dengan valuta asing,” sambung Rocky.
Rocky lalu mengungkapkan mengenai konsistensi pemerintah yang sejak awal memang lebih memilih uang asing, dan tidak memperdulikan kesehatan.
“Dalam kajian besar epidemiolog, kalau ada semacam konsistensi karantina sebentar, itu bisa pulihkan dengan cepat, dan karena itu investasi bersama,” kata Rocky Gerung mengenai karantina.***