KABAR BESUKI - Podcast Deddy Corbuzier menuai kontroversi karena sempat mengundang pasangan LGBT dalam konten video yang ditayangkan pada Sabtu, 7 Mei 2022 lalu.
Pengusaha dan dai muda Hilmi Firdausi turut angkat bicara mengenai Podcast Deddy Corbuzier yang menuai kontroversi karena mengundang pasangan LGBT Ragil Mahardika dan Frederik Vollert.
Hilmi Firdausi menilai kehadiran pasangan LGBT dalam Podcast Deddy Corbuzier merupakan hal yang mengkhawatirkan.
Hilmi Firdausi mengungkapkan, tak sepantasnya pasangan LGBT dipromosikan ke ruang publik seperti Podcast Deddy Corbuzier, terlebih jika didukung dengan alasan hak asasi manusia (HAM).
"Melihat kondisi akhir zaman yg mengkhawatirkan, kemaksiatan dipromosikan, didukung dgn alasan hak asasi, sdh saatnya kita peduli..," kata Hilmi Firdausi sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari akun Twitter @Hilmi28 pada Selasa, 10 Mei 2022.
Hilmi Firdausi mengajak kepada seluruh komponen masyarakat agar lebih peduli terhadap masa depan generasi muda Indonesia.
Dia memberikan nasihat kepada para orang tua agar selalu mengawasi konten yang ditonton anak-anaknya.
Dia juga mengingatkan agar anak-anak tak bergerak sendiri mengikuti arus zaman tanpa bimbingan yang benar menurut ajaran Islam dari orang tua.
"Jangan biarkan putra-putri kita berjalan sendiri mengikuti arus zaman," ujarnya.
Selain itu, Hilmi Firdausi juga meminta agar lebih aktif untuk bergerak dalam menjaga moralitas anak bangsa.
Dia mengajak masyarakat agar meng-unfollow segala jenis akun atau public figure yang dianggap meresahkan atau meracuni generasi muda.
"Mari bergerak, selamatkan anak bangsa, dimulai dgn unfollow semua akun yg meresahkan!," tuturnya.
Saat ini, tayangan Podcast Deddy Corbuzier yang menghadirkan pasangan LGBT Ragil Mahardika dan Frederik Vollert sebagai bintang tamu telah dihapus oleh pemilik konten.
Penghapusan konten Podcast Deddy Corbuzier yang menghadirkan pasangan LGBT tersebut dilakukan atas permintaan Gus Miftah selaku guru agama pribadi Deddy Corbuzier.
Meski demikian, Deddy Corbuzier tetap harus menerima sanksi sosial dari kalangan masyarakat yang menolak LGBT berupa berkurangnya sebanyak kurang lebih 8 juta subscriber pada akun YouTube pribadinya.***