Tanggapi Kasus UAS ‘Diusir’ dari Singapura, Muhadjir Effendy: Sebaiknya Jaga Lidah Sehingga Tidak Diusir

21 Mei 2022, 09:59 WIB
Muhadjir Effendy memberikan tanggapan terkait kasus Ustadz Abdul Somad (UAS) yang ditolak berkunjung ke negara Singapura. / YouTube.com/ TAMAN SURGA.NET

KABAR BESUKI – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan tanggapan terkait kasus Ustadz Abdul Somad (UAS) yang ditolak berkunjung ke negara Singapura.

Muhadjir Effendy menekankan mengenai etika dalam hidup bertetangga. Menurutnya, mengunjungi negara orang lain sama halnya dengan berkunjung ke rumah tangga.

Menurut Muhadjir Effendy, seseorang harus mengerti etika dan tata cara serta saling menghormati saat mengunjungi rumah tetangga.

“Pokoknya begini, hidup bertetangga itu tidak hanya dalam arti rumah ke rumah, antarsesama negara itu juga ada etika, ada tata cara, saling menghormati,” kata Muhadjir Effendy seperti dikutip Kabar Besuki dari Antara pada 21 Mei 2022.

Muhadjir Effendy mengatakan bahwa dalam hidup bertetangga, semua pihak harus bisa menjaga ucapan dan tindakan.

Baca Juga: Lautan Dunia Berada di Tingkat Paling Asam dalam 26 Ribu Tahun, WMO: Iklim Dunia Berubah di Depan Mata Kita

Dengan menjaga ucapan serta tindakan, maka semua orang bisa saling berkunjung satu sama lain tanpa perlu khawatir diusir.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga mengatakan bahwa hidup bertetangga yang baik perlu didukung dengan komunikasi yang baik.

“Sebaiknya sama dengan bertetangga lah, mulai dari menjaga lidah, menjaga mulut, menjaga tangan, sehingga kita bisa hidup enak, kita bisa bertamu ke tetangga juga enak tidak perlu diusir,” ujar Muhadjir.

“Sebaliknya juga begitu, kita menerima tetangga datang juga dengan enak,” lanjutnya.

Seperti diketahui sebelumnya, UAS sempat menjadi perbincangan  hangat publik usai mengabarkan bahwa dirinya dideportasi dari Singapura.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kecamatan Genteng Banyuwangi 21 dan 22 Mei 2022 Menurut BMKG

Sebelum dideportasi, UAS mengaku bahwa dirinya sempat ditahan beberapa jam dalam ruangan sempit sebelum akhirnya diminta kembali ke Indonesia.

Pemerintah Singapura juga membenarkan bahwa pihaknya menolak kedatangan UAS mengunjungi negaranya.

Hal ini dikarenakan, pemerintah Singapura menilai UAS telah menyebarkan ajaran ekstrimis dan perpecahan.

“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstrimis dan segregasi yang tidak dapat diterima masyarakat multi ras dan multi agama Singapura,” kata Menteri Dalam Negeri Singapura.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler