Lautan Dunia Berada di Tingkat Paling Asam dalam 26 Ribu Tahun, WMO: Iklim Dunia Berubah di Depan Mata Kita

- 21 Mei 2022, 09:55 WIB
Ilustrasi WMO peringatkan jika lautan kini sedang dalam tingkat paling asam dalam 26 ribu tahun.
Ilustrasi WMO peringatkan jika lautan kini sedang dalam tingkat paling asam dalam 26 ribu tahun. //Pixabay/otakphoto/

KABAR BESUKI – Lautan dunia tumbuh ke tingkat terpanas dan paling asam dalam catatan tahun lalu, berdasarkan laporan terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), ketika pejabat PBB memperingatkan bahwa perang di Ukraina mengancam komitmen iklim global.

Lautan terlihat ekstrim dan paling mencolok ketika WMO merinci berbagai gejolak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dalam laporan tahunan "Keadaan Iklim Global". Dikatakan, bahwa mencairnya lapisan es telah membantu untuk mendorong permukaan laut ke ketinggian baru pada tahun 2021.

“Iklim dunia berubah di depan mata kita dengan panas yang terperangkap oleh gas rumah kaca, disebabkan oleh manusia akan menghangatkan bumi ini selama beberapa generasi mendatang,” kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari CNA.

Laporan tersebut mengikuti penilaian iklim terbaru PBB yang memperingatkan, bahwa umat manusia harus secara drastis mengurangi emisi gas rumah kaca atau mereka akan menghadapi perubahan yang semakin besar terhadap iklim dunia.

Taalas mengatakan kepada wartawan, bahwa ada sedikit waktu tayang untuk tantangan iklim karena krisis lain, seperti pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina, menjadi berita utama.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kecamatan Genteng Banyuwangi 21 dan 22 Mei 2022 Menurut BMKG

Selwin Hart, penasihat khusus Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk aksi iklim, mengkritik negara-negara yang mengingkari komitmen iklim karena konflik, yang telah mendorong kenaikan harga energi dan mendorong negara-negara Eropa untuk berusaha menggantikan Rusia sebagai pemasok energi.

“Kami melihat banyak pilihan dibuat oleh banyak ekonomi utama yang sejujurnya berpotensi mengunci masa depan yang tinggi karbon dan berpolusi tinggi dan akan menempatkan tujuan iklim kami dalam risiko," kata Hart kepada wartawan.

Pada 17 Mei 2022, raksasa indeks ekuitas global MSCI memperingatkan, bahwa dunia menghadapi peningkatan berbahaya dalam gas rumah kaca jika gas Rusia diganti dengan batu bara.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF


Tags

Terkait

Terkini

x