Setelah Pelantikan Dilaksanakan, Kini Tinggal Menunggu Janji dari Pemimpin yang Baru

- 3 Maret 2021, 11:03 WIB
Setelah Pelantikan Dilaksanakan, Kini Tinggal Menunggu Janji dari Pemimpin yang Baru
Setelah Pelantikan Dilaksanakan, Kini Tinggal Menunggu Janji dari Pemimpin yang Baru /Instagram Resmi Khofifah @khofifah.ip

KABAR BESUKI - Ada yang menarik dari pelantikan 17 dari 19 kepala daerah Pilkada 2020 di Jawa Timur akhir pekan lalu, yakni munculnya beberapa anak muda sebagai bupati dan bupati, walikota, dan wakil walikota.

Di antara para pemimpin muda daerah, Mochammad Nur Arifin diangkat menjadi Bupati Trenggalek pada usia 31 tahun. Bisa dibilang Mas Ipin, panggilan akrabnya, adalah bupati dari kalangan milenial, sekaligus pendampingnya, wakil ketua Syah Muhammad Natanegara, yang seumuran.

Pimpinan daerah muda lainnya adalah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, 30, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (36), Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (29), Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky (29 / dilantik Mei 2021), Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (42 tahun / dilantik April 2021) dan Walikota Surabaya Eri Cahyadi (44 tahun).

Baca Juga: Prospek Bisnis Asuransi di Tahun 2021 Akan Tumbuh Positif Menurut Perkiraan OJK

Munculnya tokoh-tokoh muda ini memberikan ‘angin segar’ bagi masyarakat. Selain gesit dan bugar, kaum muda umumnya lebih visioner dan memiliki banyak ide inovatif untuk memajukan daerah.

Ini tidak berarti bahwa pemimpin daerah atau pemimpin ‘senior’ tidak visioner dan inovatif.

Kita bisa merefleksikan pengalaman Abdullah Azwar Anas yang memimpin Kabupaten Banyuwangi di usia 37 tahun dan sangat sukses sebagai Bupati untuk dua periode.

Banyuwangi yang sebelumnya hanya sedikit dikenal kini menjadi nama nasional dan internasional berkat sentuhan Azwar Anas dengan visi, misi, dan inovasinya yang berbeda. B

Banyak daerah dan instansi pemerintah pusat menjadikan kawasan yang dijuluki ‘Sunrise of Java’ itu sebagai tolak ukur pembangunan, mulai dari pelayanan publik hingga pariwisata.

Memang sukses tidak mudah untuk diraih. Dibutuhkan kerja keras dan dukungan dari semua tingkatan, terutama untuk mengubah kebiasaan dan pola kerja aparatur sipil negara.

Baca Juga: Ngeri, PNS yang Menolak Diberi Vaksinasi Akan Dijatuhi Sanksi! Begini Penjelasannya

Dilansir Kabar Besuki dari ANTARA, awalnya sulit, tetapi lama kelamaan kebiasaan kerja baru akan terbentuk.

Mengutip pendapat ekonom Profesor Rhenald Kasali, Ph.D bahwa dalam situasi global yang terus berkembang pesat saat ini, dibutuhkan orang-orang dengan karakteristik kepemimpinan yang kompeten, gesit, giat, dan kreatif.

Seorang pengemudi, apalagi tertidur, tidak boleh mengantuk. Mereka dipaksa berenang, mengayuh dan berlari kencang. Mereka perlu menunjukkan inisiatif dan kreativitas dalam menentukan jalan ke depan untuk mencapai tujuan mereka.

Pemimpin setidaknya harus memiliki karakter seperti itu, bukan lagi sebagai penumpang yang cenderung melakukan rutinitas, menghindari risiko dan tantangan.

Mental penumpang yang masih bercokol di sebagian besar kalangan ASN, termasuk penanggung jawab OPD, harus dihilangkan agar para kepala daerah sebagai pengemudi dapat menjalankan roda penggerak pemerintahan dengan baik dan mendapat dukungan dari bawahannya.

Namun, jangan sampai para pemimpin atau kepala daerah melakukan kesalahan atau bertindak terlalu jauh dalam ‘menggerakkan’ roda penggerak pemerintah untuk menangani masalah hukum.

Baca Juga: Banyuwangi Tangani Lereng Gunung Ijen dalam Rangka Pencegahan Banjir di Daerah Kota

Ingat, puluhan pimpinan daerah di seluruh Indonesia baik gubernur maupun bupati / wabup atau walikota / walikota pernah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena terlibat kasus korupsi.

Mereka biasanya terlibat dalam kasus korupsi dan korupsi untuk meneruskan proyek kepada mitra pemerintah daerah.

Mungkin kepala daerah membalas budi karena mendapat banyak bantuan dalam pilkada, yang harus dibayar mahal secara politis.

Dengan demikian, berbagai cara ditempuh untuk menutupi biaya yang telah dikeluarkan sehingga harus melanggar aturan hukum.

Baca Juga: VIRAL! Tagar ‘DearTemanKantor’ Ramaikan Trending Twitter, Ada Apa?

Mudah-mudahan tidak ada lagi kepala daerah di Jawa Timur yang terjerat kasus KKN, tapi justru bisa menunaikan ikrar kampanyenya untuk kesejahteraan rakyat.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini