Acara itu disebut sebagai pengrupukan, yang nantinya ogoh-ogoh akan dibakar dan abunya dibuang ke laut beberapa jam sebelum Nyepi berlangsung.
4. Festival omed-omedan
Acara ini khusus di lakukan di wilayah Denpasar, tepatnya di kelurahan Sesetan.
Para pemuda dan pemudi akan berbasah-basahan dan saling tarik menarik yang diibaratkan sebagai ritual perkawinan setelah Nyepi berlangsung. Upacara ini sudah berlangsung lebih dari 100 tahun, dan tidak sedikit ada pasangan yang terbentuk dari ritual ini.
5. Festival yang ramah lingkungan
Baca Juga: Sampaikan Keluh Kesah Kepada Jokowi, Para Pemeran Film Indonesia Unggah Surat Terbuka di Instagram
Selama Nyepi, tidak ada satupun lampu atau kendaraan yang hidup ketika perayaan ini berlangsung. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa pakar bahwa selama Nyepi, setidaknya satu juta liter BBM tidak terpakai.
Selain itu dari foto satelit juga menunjukkan bahwa selama Nyepi, emisi karbon dioksida berkurang sangat banyak pada hari tersebut.
Namun tetap saja, pembakaran ogoh-ogoh dianggap berbahaya karena setidaknya ada 5000 ogoh-ogoh yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak bisa didaur ulang.
Jika kamu berkesempatan tinggal di Bali pada saat hari Nyepi, Kamu akan menyadari bahwa langit Bali saat itu terasa sangat bersih.