Sehingga energi yang digunakan akan lebih murah dan rendah energi daripada penggunaan daya lainnya yang lebih boros.
Namun para ahli lingkungan mengatakan jika penambangan akan tetap menghasilkan jejak karbon yang tinggi karena para penambang ini akan beralih ke kota atau negara yang daya listriknya lebih murah.
Misalnya seperti Cina, berdasarkan penelitian Cambridge Cina adalah salah satu penambang bitcoin terbesar di dunia.
Padahal hingga kini dua per tiga wilayah Cina masih menggunakan batu bara sebagai sumber energi.
Dengan begitu, penambangan bitcoin akan tetap menyumbang banyak emisi karbon untuk lingkungan.
Hal ini diperburuk karena tidak adanya badan pengawasan penambang bitcoin sehingga tak ada yang tahu bagaimana dan menggunakan apa listrik yang dipakai untuk menambang bitcoin.
Sedangkan sebagian besar penambang bitcoin akan berpindah-pindah ke tempat yang menyediakan energi listrik yang murah sehingga makin sulit untuk dilacak.
Dengan berkembangnya popularitas bitcoin sebagai aset kripto maka perjuangan melawan lingkungan bersih emisi pun semakin sulit.***