KABAR BESUKI - Thailand telah menunda vaksinasi publik perdana menterinya dengan vaksin Oxford, yakni AstraZeneca setelah beberapa negara Eropa menghentikan peluncuran suntikan karena masalah kesehatan.
Prayuth Chan-ocha dan anggota pemerintahannya telah dijadwalkan untuk menerima vaksin AstraZeneca, yang merupakan langkah awal Thailand untuk memerangi Covid-19, dalam upacara Jumat pagi di kementerian kesehatan kerajaan, tetapi hal tersebut dibatalkan.
Thailand adalah negara Asia pertama yang menghentikan sementara upaya vaksinasi. Otoritas kesehatan mengatakan mereka telah menangguhkan peluncuran setelah efek samping merugikan yang telah diamati pada beberapa orang yang menerimanya.
Baca Juga: Berikut 10 Daftar Negara dengan Militer Terkuat di Asia, Indonesia Salah Satunya
"Memperlambat atau menghentikan vaksinasi untuk diselidiki adalah praktik medis yang umum," kata Anutin Charnvirakul, wakil perdana menteri dan menteri kesehatan, dalam sebuah posting Facebook. Dia menambahkan bahwa komite manajemen vaksin pemerintah telah mengambil tindakan untuk memastikan keamanan maksimal dari publik.
Thailand bertindak setelah Denmark, Norwegia dan Islandia pada Kamis menangguhkan penggunaan vaksin setelah laporan pembekuan darah pada sejumlah kecil orang yang menerimanya. Namun, regulator obat Uni Eropa mengatakan, saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksin telah menyebabkan pembekuan.
Sementara itu, Thailand telah memperoleh sekitar 61 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang sebagian besar akan diproduksi oleh Siam Bioscience, sebuah perusahaan lokal. Kerajaan juga mengimpor vaksin Sinovac buatan China dalam dosis 2 juta.