Memerangi Diskriminasi di India, Seorang Tukang Sepatu Berkasta Rendah Beralih Menjadi Pengrajin Tas Sukses

- 21 Maret 2021, 20:32 WIB
Ilustrasi tas
Ilustrasi tas /Pexels

KABAR BESUKI- Suara orang-orang yang melubangi lembaran karet warna-warni bergema di sebuah studio kecil di daerah kumuh terbesar di India, yang merupakan tempat kelahiran tas tangan mewah yang tidak biasa yang dibuat oleh komunitas terpinggirkan yang berusaha untuk mendapatkan kembali identitasnya.

Chamar Studio berasal dari kata Sansekerta berarti "kulit" dan lama digunakan secara lokal sebagai penghinaan, untuk pengrajin kulit yang berada di bagian bawah hierarki kasta Hindu.

Sebagai anggota kasta Dalit, yang sebelumnya dikenal sebagai yang tak tersentuh, hidup selalu menjadi perjuangan bagi para pekerja kulit India, yang sebagian besar beragama Hindu atau Muslim.

Baca Juga: UPDATE COVID-19: Satgas Konfirmasi Sebanyak 5.533.379 Orang di Seluruh Indonesia Telah Menjalani Vaksinasi

Kemudian datang perang Perdana Menteri Narendra Modi tentang konsumsi daging sapi, yang menghancurkan mata pencaharian mereka dengan memutus akses ke bahan mentah.

Hal itu juga meningkatkan ancaman hukuman gantung oleh kelompok garis keras Hindu yang berjuang untuk melindungi hewan yang mereka anggap suci. “Chamars telah lama tertindas,” kata pendiri merek tersebut, Sudheer Rajbhar.

Sudheer merupakan seniman dari kasta lebih rendah, ia berusaha menawarkan gagasan kehidupan baru dengan merancang tas minimalis yang terbuat dari karet bekas sebagai pengganti kulit.

Tetapi pertama-tama dia harus mempertimbangkan risiko hukum setelah Mahkamah Agung India melarang mereknya karena dituduh menggunakan kata yang tidak baik pada tahun 2008.

Baca Juga: Jika Anda Melakukan Ini, Anda Mungkin Bisa Merusak Hubungan Anda dengan Pasangan

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: japantimes


Tags

Terkini