Memerangi Diskriminasi di India, Seorang Tukang Sepatu Berkasta Rendah Beralih Menjadi Pengrajin Tas Sukses

- 21 Maret 2021, 20:32 WIB
Ilustrasi tas
Ilustrasi tas /Pexels

Selain itu, dia harus meyakinkan masyarakat, dengan banyak pengrajin yang takut akan kerugian dari pemasaran produk mewah dengan asosiasi kasta rendah tersebut.

“Saya pikir itu nama yang aneh untuk sebuah merek,” kata Rahul Gore, warga Mumbai.

 “Kami diizinkan bermain dengan anak-anak dari kasta atas, tetapi orang tua mereka tidak mengizinkan kami mengunjungi mereka di rumah atau berbagi makanan. Saya dulu merasa sangat buruk tentang itu, ” lanjut Gore.

Baca Juga: Tengku Zulkarnain Tetap Tegaskan Vaksin Mengandung Babi Haram, Meskipun MUI Faktwakan Boleh Digunakan

Penggunaan karet sebagai pengganti kulit berarti bahwa hampir setiap langkah harus dilakukan dengan tangan dan bukan dengan mesin jahit. Tidak adanya penyamakan dan penggunaan warna organik untuk mewarnai tas dengan warna khas membuat proses tersebut jauh lebih tidak beracun bagi pekerja.

Sudheer juga mengklaim dompetnya sangat tahan lama bahkan bisa menahan putaran di mesin cuci. Sebagai modal, Sudheer menggunakan tabungan dan pinjaman banknya untuk menginvestasikan sekitar 1 juta rupee atau sekitar 200  juta rupiah untuk meluncurkan merek tersebut pada tahun 2017.

Baca Juga: Setelah Disebut Sebagai 'Pembunuh', Vladimir Putin Ganti Serang Joe Biden & Tarik Dubes Rusia dari AS

Tetapi usaha tidak menghianati hasil, meskipun dompetnya tidak murah, dengan harga berkisar hingga 39.000 rupee atau sekitar 8 juta rupiah untuk tas jinjing anyaman rumit, namun pelanggan tidak menolak biaya tersebut.

Hingga saat ini, tas dan dompet yang ia produksi ditebar di butik-butik kelas atas di Mumbai dan Frankfurt serta toko online mereknya sendiri.***

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: japantimes


Tags

Terkini