Pandemi COVID-19 Berpotensi Menyebabkan Penanganan TBC Makin Terabaikan, Begini Penjelasan Ahli

- 23 Maret 2021, 16:46 WIB
 Ilustrasi Batuk. /PIXABAY/Chetaruc
Ilustrasi Batuk. /PIXABAY/Chetaruc // Rizqi Arie/

KABAR BESUKI – Pakar Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 yang masih belum berakhir berpotensi menyebabkan penanganan penyakit tuberkulosis (TBC) semakin terabaikan.

Hal ini menjadi ironi, sebab penanganan penyakit TBC di Indonesia berdasarkan “Global Report TB” sesungguhnya telah mengalami kemajuan bertahap sepanjang periode 2014 hingga 2019.

“Sebenarnya sudah menuju ke arah bagus sesuai dengan laporan global kasus TBC pada 2019 di Asia Tenggara,” kata Tjandra Yoga Aditama dalam sebuah pertemuan virtual sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari ANTARA pada Selasa, 23 Maret 2021.

 Baca Juga: Tahukah Anda? Buah-Buahan Ini Akan Membantu Anda untuk Tidur Lebih Baik

Berdasarkan “Global Report TB”, temuan kasus TBC meningkat menjadi 3,36 juta kasus pada tahun 2018, meningkat kurang lebih 20 persen dari 2,6 juta kasus pada tahun 2015.

Adapun mengenai tingkat keberhasilan pengobatan di antara pasien baru TBC yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi terhadap obat-obat turut mengalami peningkatan dari 79 menjadi 83 persen pada interval tahun 2014 hingga 2017.

Sementara itu, tingkat laju kematian akibat penyakit TBC tercatat mengalami penurunan secara stabil dari angka 758.000 (2015) menjadi 658.000 (2018).

Menurut laporan pada tahun 2019, Asia Tenggara tercatat menyumbang sebanyak 4,3 juta kasus TBC dari total 10 juta kasus di dunia dengan tingkat kematian mencapai 1,2 juta orang, 632 ribu di antaranya berasal dari Indonesia.

 Baca Juga: Penjelasan Penyebab Terjadinya Kebakaran dan Bagaimana Cara Penanggulangannya, Simak Baik-baik

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah