Warung Naik Kelas 'Wenak' Program Banyuwangi untuk Mengatasi Dampak Pandemi Global COVID-19

- 25 Maret 2021, 16:40 WIB
Foto: Ipuk Fiestiandani beserta pemilik warung
Foto: Ipuk Fiestiandani beserta pemilik warung /Dicky S/./Instagram/@banyuwangi_kab

KABAR BESUKI - Pandemi covid-19 membuat Muhammad Kurdi dan istrinya, Mujiati dipaksa untuk menetap di kampung halamannya, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Mereka harus meninggalkan usahanya yang telah dirintis selama 20 tahun di Bali karena terdampak pandemi Covid-19.

Sebelum pandemi, Kurdi bekerja di wahana permainan di Bali, sementara Mujiati berdagang di sekitar kawasan tempat Kurdi bekerja.

Di awal masa pandemi, Maret tahun lalu, pria berusia 45 tahun tersebut harus menerima keputusan dari tempatnya bekerja, yaitu diberhentikan. Karena wahana permaianan ditutup, Mujiati pun juga tidak bisa lagi berdagang. 

Baca Juga: 7 Jenis Insomnia atau Susah Tidur pada Malam Hari, Berikut Penjelasannya yang Wajib Anda Ketahui

Baca Juga: Guna Menunjang Konservasi Kawasan Sungai, Banyuwangi Tebar 1000 Bibit Ikan Nila di Karangdoro

Baca Juga: 16 juta Bahan Baku Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia Hari ini, Jokowi: Jangan Takut, Saya sudah di Suntik

"Kami pun memutuskan untuk ke Banyuwangi. Di Bali kami juga tidak bisa apa-apa lagi," kata Kurdi.

"Di Bali, biasanya tiap hari istri saya bisa mendapat hasil lumayan dari berdagang di sekitar tempat saya bekerja. Belum ditambah gaji saya," kata Kurdi.

Dengan modal yang masih tersisa, keduanya lalu memutuskan membuka warung rujak dan dawet di rumahnya. Warung mereka semi permanen terbuat dari kayu. Peralatan usahanya pun apa adanya karena mereka harus berhemat.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: banyuwangikab.go.id


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x