Dinas Pertanian Sukabumi Tegas Menolak Impor Beras!

- 26 Maret 2021, 09:00 WIB
Impor beras
Impor beras /ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

KABAR BESUKI - Isu impor beras sedang melanda Indonesia. Pasalnya Kali ini sedang ramai diperbincangkan jika Indonesia akan mengimpor beras dari luar negeri.

Banyak daerah-daerah di Indonesia hang sangat menolak dengan tindakan impor beras yang dilakukan pemerintah.

Salah satunya adalah dinas pertanian di Sukabumi. Mereka tegas menolak untuk melakukan impor beras dari luar negeri.

Baca Juga: Susah Bangung Pagi? Lakukan Beberapa Cara Berikut Ini Untuk Mengatasi Susah Bangun Pagi

Baca Juga: Peneliti Menemukan Kreativitas Secara Positif Mempengaruhi Kesehatan, Lakukan Beberapa Hal Ini

Dilansir dari Antaranews.com, "Kami tegas menolak rencana impor beras, karena persediaan beras hasil produksi petani di sini sudah sangat mencukupi bahkan berlebih, sehingga kami nilai Kabupaten Sukabumi tidak membutuhkan beras dari impor," kata Kepala Distan Kabupaten Sukabumi Sudrajat di Sukabumi, Kamis.

Kepala Distan Sukabumi menolak tegas karena ia yakin persediaan beras di Sukabumi sangatlah mencukupi bahkan berlebih untuk kebutuhan masyarakat.

Saat dilapangan, gabah kering panen (GKP) hanya dibeli dengan harga Rp3.400/kg saja, padahal harga pembelian pemerintah (HPP) mencapai Rp4.200/kg dan untuk harga GKG hanya Rp4.500 padahal HPP yang ditetapkan Rp5.200.

Namun melihat selisih harga tersebut keuntungan petani dipastikan tipis.

Dan ditambah dengan adanya beras impor, sama halnya "membunuh" hasil kerja keras petani, kinerja dan petugas pertanian yang terus berupaya memproduksi beras demi memenuhi kebutuhan warga.

Baca Juga: Jelang Bulan Ramadhan, Harga Beberapa Jenis Sembako dan Bahan Pangan di Banyuwangi Masih Relatif Stabil

Baca Juga: Aktris Shin Hye Sun 'Mr. Queen' Dipilih Sebagai Model Untuk merek Masker, Warganet Menentang!

Persediaan beras di Kabupaten Sukabumi sudah tidak lagi bergantung dari daerah lain karena kabupaten ini sudah lama menjadi salah satu lumbung beras nasional yang turut membantu memenuhi persediaan nasional.

Adapun setiap tahunnya surplus beras mencapai 350 ribu ton hingga 400 ribu ton dan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini pihaknya memastikan persediaan beras mencukupi apalagi bertepatan dengan pelaksanaan panen raya padi yang biasanya terjadi pada April.

Sudrajat juga menambahkan, "Pada tahun 2021 proses produksi lagi bagus-bagusnya karena hampir di seluruh sawah yang sedang ditanami padi, hama dan penyakit hampir tidak ada, ditambah produktivitas sangat baik sehingga hasil diperkirakan melimpah. Maka dari itu, kami anggap impor beras tidak perlu khususnya untuk Kabupaten Sukabumi".

Baca Juga: Kapal Ever Given Masih Terjebak di Terusan Suez, Memblokir Lalu Lintas dan Menyebabkan Pasokan Terhambat

Dan harus diketahui, bahwa Penolakan terhadap impor beras yang dilakukan pihaknya tersebut tentu mempunyai alasan yang kuat,.

Seperti memiliki luasan sawah padi yang panen pada Februari 2020 mencapai 40.650 hektare.

Dari setiap hektare tersebut produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 5,8 hingga enam ton dan dari GKG diproses menjadi beras rata-rata berkurang 30 persen.

Sehingga dipastikan persediaan melimpah karena produksi beras lebih tinggi dibanding angka kebutuhan warga Kabupaten Sukabumi yang rata-rata setiap bulannya hanya sekitar 21 ribu ton.

Belum lagi pada Maret 2021, luasan tanaman padi yang panen diprediksi mencapai 26 ribu hektare, tentunya akan menambah persediaan beras bahkan bisa untuk mensuplai beberapa daerah lainnya salah satunya Kota Sukabumi.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini