KABAR BESUKI - Sebuah penelitian menemukan bahwa wabah penyakit menular lebih rentan terjadi di daerah yang mengalami deforestasi atau penggundulan lahan dan perkebunan monokultur.
Menurut penelitian tersebut, epidemi cenderung meningkat seiring dengan penurunan keanekaragaman hayati.
Makalah yang diterbitkan oleh Frontiers mengatakan jika perubahan penggunaan lahan salah satu faktor munculnya virus zoonosis seperti corona dan penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti malaria.
Bahkan sebuah penemuan juga mengatakan jika penanaman pohon dengan spesies yang sama dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi populasi manusia, seperti dilansir Kabar Besuki dari The Guardian.
Para peneliti mengatakan, jika hal ini disebabkan karena penyakit dapat disaring dan ditahan oleh berbagai jenis predator dan habitat hutan yang beragam dan memiliki keanekaragaman hayati.
Serge Morand, salah satu peneliti dari Pusat Riset Ilmiah Nasional Prancis mengatakan jika sebuah perkebunan yang diisi oleh satu jenis tanaman mati, maka hama seperti tikus dan nyamuk akan berkembang dan menyebarkan patogen ke habitat manusia dan non-manusia.
Tanpa predator alami lain dalam ekosistem pertanian tersebut, maka hama akan sulit untuk dibinasakan.