Gawat! Emas Anjlok 2,01 Dolar disebabkan Kenaikan Imbal Obligasi AS

- 30 Maret 2021, 09:20 WIB
Ilustrasi Emas batangan
Ilustrasi Emas batangan /Aini//Pexels/Michael Steinberg

KABAR BESUKI - Emas tergelincir lebih dari satu persen ke level terendah lebih dari dua minggu pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).

Hal tersebut dikarenakan penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS merusak daya tarik aset safe-haven logam kuning yang juga tertekan taruhan pemulihan ekonomi yang cepat di Amerika Serikat.

Dilansir dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, anjlok 20,10 dolar AS atau 1,16 persen menjadi ditutup pada 1.712,20 dolar AS per ounce, setelah jatuh ke level 1.705,75 dolar AS, merupakan penurunan emas COMEX satu hari terbesar sejak 18 Maret.

Baca Juga: 6 Orang Terluka, 950 Warga Dievakuasi Setelah Kebakaran Besar Kilang Minyak Balongan

Baca Juga: Emas Anjlok Sejumlah 20,1 Dolar, Diduga Akibat Tertekan Kenaikan Imbal Hasil dan 'Greenback'

Sedangkan pada akhir pekan lalu, Jumat, 26 Maret 2021 emas berjangka terangkat 7,2 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.732,30 dolar AS per ounce, setelah merosot 8,1 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.725,10 dolar AS, dan bertambah 8,10 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.733,20 dolar AS pada Rabu, 24 Maret 2022

"Bullish pasar emas membutuhkan dukungan fundamental," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, menambahkan bahwa kenaikan dolar AS dan peningkatan imbal hasil membatasi minat beli terhadap emas.

Indeks dollar mendekati level kunci 93, meningkatkan tekanan baru pada emas.

Indeks dollar yang menguat terhadap mata uang utama saingannya, memperlemah daya tarik emas dalam denominasi greenback bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Pemulihan cepat ekonomi AS, dengan jumlah vaksin yang meningkat dan pengumuman Presiden AS Joe Biden minggu ini, adalah negatif jangka pendek untuk harga emas, tambah Wyckoff.

Baca Juga: 4 WNI Korban Penculikan Abu Sayyaf dalam Proses Kembali ke Tanah Air

Biden akan merilis rincian tentang paket belanja infrastruktur yang bisa berkisar antara 3-4 triliun dolar AS pada Rabu, 31 Maret 2021.

Imbal hasil yang lebih tinggi juga menantang status emas sebagai lindung nilai inflasi karena mereka menerjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Sedangkan imbal hasil surat utang AS 10-tahun mendekati level 1,7 persen.

"Baik imbal hasil obligasi AS10-tahun maupun dolar tidak dapat dikatakan sangat tinggi untuk hari ini, tetapi emas belum memiliki pergerakan yang cukup besar di kedua arah selama seminggu terakhir, jadi bias penurunan sekarang mungkin dibesar-besarkan," kata Philip Streible, ahli strategi logam mulia di Blueline Futures di Chicago.

"Emas mungkin (jatuh) menembus di bawah dukungan 1.700 dolar AS tetapi seharusnya pulih," tambah dia.

Baca Juga: Menteri Pendidikan Korsel Berencana Tambah Jumlah Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

"Kami melihat hampir tidak ada ruang untuk harga emas secara nyata lebih tinggi sampai pertengahan tahun, meskipun emas seharusnya dapat memperoleh keuntungan yang signifikan pada paruh kedua tahun ini," tulis analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Sementara logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 34,3 sen atau 1,37 persen menjadi ditutup pada 24,771 dolar AS per ounce.

Platinum untuk pengiriman Juli naik 2,40 dolar AS atau 0,2 persen menjadi ditutup pada 1.184,10 dolar AS per ounce.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini

x