Ternyata, Memori Ekstrim di Masa Kecil Menjadi Penyebab Seseorang Menjadi Teroris, Begini Penjelasannya

- 1 April 2021, 15:19 WIB
Ilustrasi teroris.
Ilustrasi teroris. /Dok. Hallo Media/M. Rifa'i Azhari

Baca Juga: Cek Tarifnya, Mulai Hari Ini Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Pemeriksaan GeNose C19

“Seseorang bisa sampai berperilaku ekstrim dan teror itu prosesnya panjang, bukan tiba-tiba. Bahkan ‘bibitnya’ cenderung tertanam sejak ia masih kecil, namun sering tidak disadari para ortu,” ujarnya.

Dia juga menambahkan, perilaku ekstrim dan teror yang dilakukan seseorang sama sekali tidak berkaitan dengan agama yang dianut orang tersebut.

Menurutnya, perilaku teror yang dilakukan seseorang justru sangat berkaitan dengan kondisi psikologis, emosi, dan mental pelakunya.

“Perilaku ekstrim dan teror itu bukan berkaitan dengan ajaran agama, tapi berkaitan dengan mental dan kejiwaan,” kata dia.

Lebih lanjut, pemilik akun bernama Maskukuh Channel juga mengatakan bahwa siapapun memiliki potensi untuk didoktrin menjadi seorang teroris atau ekstrimis jika orang yang mempengaruhinya memahami permainan energi, pikiran, dan emosi.

“Siapapun orangnya, apapun agamanya, bisa didoktrin berlaku ekstrimis dan teror, jika memahami permainan energi, pikiran, dan emosi,” tuturnya.***

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Facebook


Tags

Terkini