Karena hal tersebut, ada kemungkinan banyak orang akan mengalami kesulitan dalam mengumpulkan sampel mereka sendiri melalui usap hidung.
Secara teknis, alat uji mandiri dianggap kurang sensitif dibandingkan tes PCR dan cenderung lebih rentan terhadap hasil negatif palsu.
Baca Juga: Suka Makan Telur? Simak Cara Memasak Telur yang Benar dan Menyehatkan
Baca Juga: Tega! Katanya Cinta, Pemuda ini Justru Bobol ATM Milik Sang Pacar sampai Rp9 juta
Sementara, tes PCR dapat mendeteksi infeksi bahkan dengan sejumlah virus berukuran kecil di dalam tubuh.
Adapun tes cepat (rapid test) baru dapat menghasilkan hasil akhir diagnosis yang akurat jika terdapat virus dalam jumlah yang besar.
Beberapa negara seperti Jerman dan Inggris telah menyetujui penggunaan alat diagnosis mandiri COVID-19 yang dapat digunakan oleh setiap warga di rumah masing-masing.
Amerika Serikat bahkan telah meluncurkan pilot project empat minggu untuk mengetahui efektivitas dalam memperlambat penyebaran virus sejak Rabu, 31 Maret 2021 kemarin.
Adapun penduduk di North Carolina dan Tennessee dapat melakukan tes terhadap diri mereka sendiri sebanyak tiga kali seminggu dalam sebulan dengan alat tes antigen secara gratis.
Hanya membutuhkan waktu kurang lebih lima belas menit, hasilnya dapat diketahui dengan tingkat akurasi hingga mencapai 85 persen.