Baca Juga: Bikin Bangga! PLN Raih Kontrak Senilai 25,3 Juta AS dari Kementerian Listrik dan Air Kuwait
Baca Juga: Indonesia Usulkan Jadi Pusat Vaksin di Asia Tenggara, Menlu Retno Marsudi: Ini masih Tahap Awal
Baca Juga: Akhirnya Sah! Pasangan Atta dan Aurel Resmi Menikah Disaksikan Jokowi dan Prabowo
Hingga saat ini, sejumlah pakar medis di Korea Selatan masih memperdebatkan tentang tingkat akurasi penggunaan alat uji mandiri COVID-19 jika digunakan oleh publik dari rumah masing-masing.
“Beberapa orang bersikeras untuk meningkatkan jumlah tes karena memperkuat jarak sosial tampaknya sulit untuk saat ini. Tetapi langkah-langkah jarak sosial yang diperketat harus dilakukan sebelum menerapkannya sendiri,” kata Jacob Lee, seorang profesor pengobatan infeksi di Hallym University Medical Center melalui akun Facebook miliknya.
Sementara itu, Ki Mo Ran yang merupakan seorang profesor pengobatan dan pencegahan penyakit di National Cancer Center telah menyerukan bahwa sudah saatnya Korea Selatan menggunakan pendekatan baru untuk pengujian COVID-19.
“Kami tidak dapat mengharapkan peningkatan apa pun pada kapasitas karantina kami tanpa pendekatan baru,” ujar Ki Mo Ran.
“Sekarang saatnya untuk secara drastis meningkatkan jumlah pengujian, yang dapat dicapai dengan mengizinkan orang yang tidak dapat hadir di lokasi pengujian untuk mengekstrak sampelnya sendiri,” tuturnya.***